Alangkah senang mempunyai teman di kompasiana. Semula satu-dua orang. Perlahan-lahan, lewat “meminta” dan “menerima”, jumlah teman kompasiana semakin bertambah. Karena tak rajin-rajin amat buka kompasiana, sejak menjadi anggota empat bulanan yang lalu saya telah mempunyai/menjadi teman 145 orang. Sungguh menyenangkan sebenarnya, setiap detik atau menit dashboard saya dilewati artikel-artikel yang ditulis teman sebanyak itu. Selain mempunyai kesempatan membaca artikel-artikel dari kompasianer favorit – karenanya kita memilih atau menerimanya sebagai teman -, saya juga merasakan saraf menulis jadi lebih greng setelah mendapat inspirasi dari baragam artikel tersebut.
Memang ada banyak cara untuk dapat mengakses setiap tulisan di media ini. Mulai dari langsung meng-klik ke masing-masing rubrikasi sesuai minat kita saat itu, atau lewat dashboard masing-masing, sampai memasukkan nama kompasianer sebagai kata kunci dalam pencarian. Salah satu yang tak kalah penting adalah melacak kabar atau tulisan kompasianer yang telah menjadi teman dalam board kita.
Inilah masalah yang saya hadapi belakangan ini (mungkin juga teman kompasianer yang lain, saya belum mengeceknya). Ketika hendak mencari tahu kabar apa tulisan terbaru teman-teman saya, saya klik di indext board pertemanan. Namun sayang, saya tak berhasil menemukannya. Setelah saya lihat dalam board pertamanan, dari angka 145 teman, yang muncul hanya 47 orang. Kemana yang 98 lainnya. Akhirnya terpaksa saya mencari lewat kolom pencarian.
Kalau setiap kali mencari tulisan teman, tetapi akhirnya hanya dapat diakses lewat kolom pencarian, lalu apa gunanya board pertemanan, selain hanya agar tulisan teman kita melintas di dashboard kita. Sementara lalu lintas artikel ini begitu cepat. Jadi terbayang, bagaimana bagi kompasianer yang mempunyai teman sampai 800-an atau bahkan ribuan kompasianer. Begitu cepatnya mereka terlewati oleh padatnya lalu lintas artikel di dashboardnya.
Masalahnya lagi, sebagai orang yang mudah lupa, saya tidak dapat mengingat satu-persatu teman kompasianer saya. Saya tentu saja ingin mengunjungi sesempatnya lapak teman-teman kompasianer saya dan sedapat mungkin meninggalkan jejak seperlunya. Namun ini menjadi hal sulit ketika board pertemanan hanya dapat dilihat satu halaman saja. Belum lagi teman-teman yang mencantumkan nama samaran yang terkadang agak aneh bagi saya J. Akhirnya harapan dapat mengunjungi menjadi batal karena lupa.
Adakah teman-teman juga menghadapi hal yang sama?
Bragg Road, 13.35 – 04.06.13
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H