"Kein Problem. Vielen Dank Frau Krumm." - Tidak masalah, terima kasih banyak Ibu Krumm.
Di persimpangan jalan, tujuh blok dari alun - alun kota, Porsche putih itu merapat, dan Frau Krumm melangkah keluar mobil. Berjalan menjauh, berbelok dan menghilang dari pandangan mata. Porsche putih kembali menyalakan mesinnya dan berjalan ke arah utara kota.
"Fred, sepertinya aku ingin makan steak iga sapi, bagaimana kalau di pinggir sungai Seine?"
Bonn bertanya pada rekannya Fred, yang berada di belakang kemudi mobil. Fred mengangguk dan tersenyum,
"Ide yang bagus, déjeuner tardif" - late lunch-
Fred memarkir mobilnya itu di taman parkiran kota, dan berjalan menyusuri Avenue de New York menuju kedai di pinggir sungai Seine. Bonn berjalan di sampingnya, dia menjinjing buku yang diambilnya dari koper merah pemberian Krumm.
Fred menikmati aktifitas sungai Seine, yang selalu penuh dengan turis. Bonn menatap Fred, setelah menikmati pemandangan menara besi yang merupakan simbol kota tersebut. Fred memberi isyarat untuk membuka buku yang diletakan Bonn di atas meja. Bantalan roti sudah tersaji, sebagai makanan selingan selagi menu utama dimasak. Fred mengambil sepotong roti, memotongnya menjadi dua bagian dan mulai mengoleskan mentega. Bonn membuka buku, dan mulai membacanya.
Steak iga sapi sudah tersaji di atas meja. Bonn menutup buku tersebut. Fred yang sudah mulai memotong steaknya, bertanya apa yang ditemukan Bonn dari buku tersebut.
"Alamat pondok tersebut. Besok kita akan ke sana, sebelum fajar menyingsing.""Baiklah, sekarang mari kita nikmati steak ini. Bon appétit." - selamat makan-
"Bon appétit, Fred!"
******************