Mohon tunggu...
RUINA NUR FITRIA
RUINA NUR FITRIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Gel. 2 Tahun 2023

Mathematics teacher and soon to be professional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perwujudan Profil Pelajar Pancasika dalam Pendidikan Abad ke-21

23 Februari 2024   08:44 Diperbarui: 23 Februari 2024   08:47 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21

Profil Pelajar Pancasila adalah konsep yang menggambarkan identitas Pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila. Konsep ini terdiri dari enam elemen utama, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Elemen-elemen ini dianggap sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan, serta mencerminkan kompetensi yang relevan dalam konteks pendidikan abad ke-21.

Pendidikan abad ke-21 menekankan pentingnya pembangunan kompetensi 4C pada peserta didik, yaitu berpikir kreatif, berpikir kritis dan memecahkan masalah, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Namun, dengan kemajuan IPTEK dan era revolusi industri 4.0, arus informasi dan globalisasi semakin tidak terbendung. Jika generasi muda tidak mampu beradaptasi dan tidak memiliki karakter yang kuat, mereka rentan terhadap pengaruh negatif dari perubahan yang terjadi akibat era disrupsi ini.

Oleh karena itu, penguatan karakter yang berakar pada nilai-nilai yang mencerminkan adab dan kultur bangsa Indonesia, seperti yang tercermin dalam Pancasila, menjadi sangat penting. Ini membantu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan era disrupsi dengan teguh dan mempertahankan identitas serta nilai-nilai yang positif sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Tantangan Menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Pancasila sebagai konsep yang mewakili bangsa Indonesia menyiratkan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan gagasan dan pandangan yang berasal dari bangsa Indonesia, sesuai dengan karakteristik dan identitasnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun masuk ke abad ke-21 dengan pesatnya perkembangan zaman, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tetap penting untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia tetap berpegang pada prinsip-prinsipnya dan tidak kehilangan jati diri di tengah arus perubahan zaman.

Salah satu contoh konkret dari penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah penerapannya dalam sektor pendidikan, yang saat ini diwujudkan melalui Profil Pelajar Pancasila. Namun, menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 yang berfokus pada peserta didik tidaklah mudah karena terdapat berbagai tantangan, di antaranya:

  • Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat menghambat keberhasilan pendidikan, karena peran guru sebagai pendidik saja tidaklah cukup. Orang tua perlu terlibat aktif dalam proses pendidikan, namun banyak orang tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya, terutama pada aspek afektif. Ini berdampak pada penerapan Profil Pelajar Pancasila, di mana perlunya keterlibatan orang tua untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan profil tersebut di rumah.
  • Kurangnya jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat, dan pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Masih banyak guru yang belum memiliki motivasi, semangat, dan pengetahuan yang memadai dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Beberapa di antara mereka masih nyaman dengan kurikulum sebelumnya dan menganggap penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila sebagai beban tambahan.
  • Akses informasi yang luas dan tidak terbatas pada abad ke-21, terutama dengan kemajuan teknologi, telah menyebabkan banyak anak muda kehilangan tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Guru perlu bekerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi, terutama dari dunia digital, agar peserta didik dapat bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di Ekosistem Sekolah (Kelas)

Penyelenggaraan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berfokus pada peserta didik di era abad ke-21 dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang mendukung. Beberapa kegiatan tersebut termasuk:

  • Elemen Beriman dan Bertakwa serta Berakhlak Mulia: Kegiatan praktis yang mendukung pemahaman dan penerapan nilai-nilai ini meliputi berbagai aktivitas, seperti melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, membentuk perilaku baik, serta menanamkan nilai toleransi dan menghormati perbedaan agama.
  • Elemen Berkebinekaan Global: Upaya mewujudkan keberagaman global dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang budaya lokal, integrasi kearifan lokal dalam materi pelajaran, peringatan hari besar nasional dengan mengenakan pakaian adat, dan menanamkan karakter global pada peserta didik.
  • Elemen Bergotong Royong: Kegiatan gotong royong di sekolah, seperti diskusi dalam pembelajaran dan kegiatan pembersihan sekolah bersama-sama, dapat memperkuat semangat kerjasama dan bergotong royong di antara peserta didik.
  • Elemen Mandiri: Mendorong kemandirian peserta didik dapat dilakukan melalui penugasan tugas mandiri dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan kemandirian melalui organisasi sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
  • Elemen Kritis: Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang memperkuat kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan berbagai metode, seperti pembelajaran berbasis proyek atau tugas yang merangsang pemikiran kritis.
  • Elemen Kreatif: Guru dapat memberikan tugas yang mendorong pengembangan kemampuan berpikir kreatif, seperti pembuatan infografis atau proyek kreatif lainnya, yang tidak hanya memperkuat pemahaman terhadap materi pelajaran tetapi juga menggali kemampuan kreatif peserta didik.

Melalui serangkaian kegiatan ini, diharapkan peserta didik tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila, tetapi juga mampu menerapkan dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun