Mohon tunggu...
Ana Rukhul Hanifah
Ana Rukhul Hanifah Mohon Tunggu... -

diamku bukan karena ku tak mampu, tapi.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dipilih yang Baru Karena Punya Nilai Lebih... Ihihiyyy

18 November 2011   00:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:32 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ciri manusia sebagai individu yang mengalami masa belajar seumur hidup, mengakibatkan pembaharuan-pembaharuan struktur kognitif yang dimilikinya. Dengan proses belajar, seorang individu akan mengetahui apa-apa yang awalnya tidak diketahuinnya. Jadi secara lngsung maupun tidak langsung, seseorang itu akan mengubah perilakunya sesuai keilmuan mereka yang selalu diperbaharui, jika datang konsep lain yang dinilai lebih rasional. Individu tersebut mengubah perilakunya karena dinilai, perilaku yang sebelumnya terbentuk kurang menguntungkan, kurang bernilai tambah, dan kalau ada yang lebih baik kenapa tidak menggunakan prinsip yang lebih baik ?

Terkait dengan proses belajar mengajar, seorang guru sebagai individu yang mengalami proses belajar sepanjang hayat-pun memiliki pola pengajaran tertentu dalam membelajarkan siswanya. Pola tersebut juga dipilih atau terbentuk karena ada pengetahuan dan persepsi dari seorang guru untuk memilih menggunakn suatu pola tertentu, yang dinilai lebih memberikan hasil, lebih efektif, dan efisien.

Apabila seorang guru menegetahuai adanya pola pengajaran yang baru, seorang guru seharusnya bersifat terbuka untuk mencoba memahai konsep baru yang munkin bermanfaat, hal ini termasuk tahap menerima, selanjutnya apakah guru akan memilih untuk menerapkan pembaharuan tersebut atau tidak. Melaksanakan pembaharuan bagi guru, tergantung dengan sikap mental, kognitif, dan keprofesionalan guru. Guru yang aktif akan mampu mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.

Berbicara tentang pembaharuan strategi, metode dan teknik pembelajaran, tidak terlepas dari adanya beberapa faktor yang melatarbelakanginya, antara lain: dilihat bahwa strategi lama kurang efektif dan cenderung monoton dan ingin mencoba menerapkan strategi baru dan ternyata strategi baru lebih memungkinkan untuk memberikan keefektifan dan keoptimalan kegiatan belajar mengajar.

Awalnya pembelajaran secara konvensional lebih cenderung kepada pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered), hanya ceramah saja, anak hanya dengar, dan mencatat materi serta menghafalkannya, sehingga terjadi verbalisme dalam belajar, namun seiring dengan perkembangan pola berpikir para cendekia, muncullah strategi pembelajaran kontemporer yang lebih kreatif dan menekankan pembelajaran pada keaktifan siswa dalam menemukan konsep (student centered).

Dengan adanya starategi pembelajarn kontemporer yang dinilai lebih sesuai dengan Development Appropriate Practice (DAP), dan dinilai lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan kurikulum, maka disini keberadaan strategi pembelajaran konvensional tidak sepenuhnya ditinggalkan, karena apa ? karena tidak selamanya metode ceramah dan metode menghafal kurang efektif. Ada, beberapa bagian dari langkah-langkah pembelajaran yang membutuhkan untuk digunakannya metode ceramah, yaitu saat memberikan dan memberi dasar penerangan konsep, diawal pembelajaran, memberikan intruksi garis besar materi ajar dan pada tahap konfirmasi.

Menghafal tidak sepenuhnya dihilanggkan, menghafal juga perlu, kenapa ? Bagaimana tidak, contoh sederhananya saja, apakah kita akan bisa mengenal nama teori tertentu atau nama ilmuan tertentu, atau bahkan menghafal prinsip dan hukum tertentu, tanggal kemerdekaan ataupun tanggal penting lainnya tanpa menghafal ? Jika kita tidak menghafal, bagaimana kiata akan mengenalkan suatu konsep pada orang lain, jika kita sendiripun tidak tau nama konsepnya? Maka disini, dapat dimengerti bahwa betapapun banyaknya metode kontemporer yang lebih mutakhir, tetap diperlukan adanya metode konvensional.

Dalam menjelaskan suatu materi bisa digunakan stratei, metode, ataupun teknik yang berbeda-beda sesuai dengan isi, dan lingkup materi yang diajarkan. Jadi disini tidak semata-mata fanatik menggunakan suatu starategi, metode dan teknik "andalan", tetapi juga seorang guru harus mampu melihat isi materi dan tujuan pengajaran apa yang harus dikuasai siswa. Seharrusnya guru selalu berpikir. Bagaimana cara membelajarkan siswa dengan baik, dengan menggunakan dan memanfaatkan banyaknya metode dan strategi kontemporer dengan memadu padankan antara begitu banyaknya metode dengan isi (content) poembelajaran, yaitu dengan mengambil sisi positif pembelajaran konvensional dan kontemporer. Salah satunya dengan pendekatan pembelajaran multidimensional, pembelajaran kontekstual, pembelajaran penanaman niali agar ilmu menjadi sesuatu yang nyata diaplikasikan, tidak hanya teori.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun