Mohon tunggu...
Ruhana Mayasari
Ruhana Mayasari Mohon Tunggu... Guru SD Rahmat Plus Kediri -

Alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya, banyak berkecimpung di dunia pendidikan sekolah dasar. Di luar kesibukannya sebagai guru di SD Rahmat Plus Kediri, masih meluangkan waktu sebagai penceramah dari desa ke desa di wilayah Kabupaten Kediri. Menyukai aktivitas menulis sebagai sarana mendokumentasikan isi pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kreatif Itu Positif

2 Juli 2017   22:36 Diperbarui: 3 Juli 2017   14:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mana yang lebih dulu harus dilakukan: berpikir kreatif agar aktivitas anak menjadi positif atau berpikir positif agar anak punya daya kreatif. Keduanya sama benarnya. Secara teknis, berpikir kreatif bisa diarahkan agar anak didik bisa bertindak positif. 

Itulah salah satu fokus yang saya saya ajarkan terhadap para anak didik di SD Plus Rahmat Kediri Jawa Timur. SD Plus Rahmat senantiasa berupaya menjadi ruang belajar anak yang terhubung dengan dunia kehidupan mereka. Pendidikan dasar jenjang kelas 1 ini merupakan pendidikan moral kepribadian yang tidak sekadar mengejar kemampuan akademik. Mengingat, standar pendidikan untuk anak sangat jauh berbeda dengan standar pendidikan orang dewasa. 

Anak-anak di SD Plus Rahmat tidak hanya belajar pengetahuan saja. Melainkan pengetahuan yang didapat disesuaikan dengan fase perkembangan moral anak sehingga mereka tiada pernah lelah bersekolah meskipun hampir sepertiga waktu mereka, ada di sekolah.  Pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, seringkali mereka membuat poster secara berkelompok.

Memilah sampah plastik untuk dijual ke bank sampah juga menjadi bagian pembelajaran anak didik di SD Plus Rahmat. Alur kegiatan anak-anak jenjang kelas 1 memang lebih banyak move on atau senantiasa berpindah.

Mereka juga diajak membuat gerabah yang berbahan dasar tanah liat. Anak-anak justru betah membuat karya gerabah ini. Usai dikeringkan, mereka pun bersuka cita mengecat serta melukisi gerabah mereka. Usia anak adalah usia pra moral dan pra konvensional, kata  Lawrence Kohlberg. Usia dimana tindakan seorang anak lebih berorientasi kepada naluri seorang anak. Dunia anak memang memiliki logikanya sendiri.

Seakan tak mau diam, di sela-sela Pondok Ramadan, anak-anak pun membuat kolase unik dari kertas lipat. Beberapa karya mereka berhasil menjadi juara. 

Usia anak adalah usia di mana mereka membutuhkan keterlibatan orang dewasa untuk berkembang menjadi generasi yang berkualitas. Karena itu, mendidik anak harus benar-benar menjadi prioritas utama. Sebab, ia adalah pesan hidup tentang generasi masa depan sebuah bangsa. Bila kita gagal mendidik anak, berarti kita gagal membangun masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun