"Kok pulang-pulang cemberut. Ada apa, Enzi?" tanyaku pada Enzi yang baru pulang sekolah. Enzi (6,5) baru saja masuk sekolah dasar kelas satu. Baru empat hari ia masuk sekolah.
"Iya, sekolahnya cuma nyanyi-nyanyi aja. Enzi bosan. Maunya yang berat-berat."
Aku tersenyum. Terus terang tidak terlalu terkejut atas jawaban Enzi tersebut. Pada usia 4,5 tahun ia sudah bisa baca tulis. Ia sangat gigih untuk belajar sendiri dan memecahkan pelajaran yang belum dipahaminya. Nampak raut ketidakpuasan jika pelajaran di buku-buku yang dibacanya belum dipahami. Hal yang sama dengan pelajaran mengaji di masjid dekat rumah. Prinsipnya harus bisa.
Hari kedua sekolah, Enzi sudah mendingan. Tidak terlalu cemberut lagi walau belum puas dengan harapannya. Sebab, sekolah sudah mulai mengajarkan pelajaran sesungguhnya yaitu menulis huruf besar dan kecil serta menulis angka-angka satu sampai sepuluh. Ia masih belum puas karena maunya lebih berat lagi tantangan pelajaran.
Belum tahu juga apakah gejala pada anaku ini normal. Masih kucari informasi dari berbagai sumber. Terutama mencari tahu bagaimana teknik penyeimbangan supaya sikap ambisius anak tersebut tidak berkembang ke arah negatif.
Mungkin bapak/ibu sekalian punya pengalaman serupa.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H