Setiap tahun KBRI Kuala Lumpur menyelenggarakan kegiatan sholat Idul Adha. Tahun ini pengelolaan terasa lebih baik darpada tahun sebelumnya. Khatib sholat didatangkan dari Jakarta, seorang publik figur mantan ketua Mahkamah Konstitusi Prof. Dr. Moh. Mahfud MD. Pengelolaan juga semakun baik dimana security yang bertugas di jalan raya mengatur lalu lintas masyarakat yang menggunakan kenderaan umum, pribadi dan para homestaff. Petugas di pintu masuk mengalihkan jamaah laki laki melalui pintu utama yang biasa digunakan para homestaf dan lokalstaff KBRI. Jamaah wanita melalui pintu satu lagi yang biasa digunakan warga Indonesia di Malaysia untuk berbagai hal. Ruang ruang untuk jamaah wanita lebih banyak. Sebagian kecil berada di ruang Aula Hasanuddin, lalu ruangan tempatku yang menjadi ruang serbaguna termasuk kantor KPPLN dan satu ruangan di bagian bawah yang sehari hari menjadi ruang tunggu pembuatan pasport dan urusan visa. Setiap jamaah mendapatkan satu kupon untuk mendapatkan makanan setelah sholat selesai.     Sebelum sholat dimulai, pembawa acara menyampaikan urutan acara yang diawali sambutan Kepala perwakilan Republik Indonesia untuk kerajaan Malaysia, Bapak Marsekal Herman Prayitno dilanjutkan sholat dengan Imam ustadz  Dr Usman Djakfar MA dan Khatib Prof. Dr. Moh. Mahfud MD.Duta besar RI dan berkuasa penuh, bapak Herman menyampaikan esensi dari perayaan Idul Adha Qurban yaitu,1. Pembunuhan manusia untuk alasan apapun sangat dilarang dalam Islam.  2. Pentingnya budaya dialog dalam Islam. Agama Islam mengutamakan suasana persuasif dan dialog bukan dengan menumpahkan darah. 3. Mengorbankan hak dan milik pribadi untuk kemasyarakatan  Dubes, pak Herman menyampaikan bahwa Dalam Idul Qurban ini akan dipotong 9 ekor lembu yang berasal dari masyarakat dan pelaksanaannya dipusatkan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Tahun ini merupakan idul Adha terakhir penugasan Marsekal TNI Herman Prayitno sebagai kepala perwakilan Republik Indonesia dan berkuasa penuh di Kerajaan Malaysia.  Tema Khutbah Prof. Dr. Moh. Mahfud MD dalam Idul Adha 1436H adalah Qurban untuk Kemanusiaan dan Kemajuan Bangsa. Khutbah diawali dengan anjuran untuk melakukan takbir tahlil dan tasbih selalu dalam memperkuat diri untuk persiapan perjalanan pasti yaitu kematian dalam Islam dan Imam.  Hari raya Idul Adha Qurban yaitu hari raya menyembelih Qurban untuk bertaqarrub kepada Allooh.  Hari raya ini diawali dengan mimpi menyembelih anaknya Ismail yang dirindukan 87 tahun baru lahir. Saat itu Ismail berumur  13 tahun. Mimpi yang berulang 2 kali sehingga nabi Ibrahim yakin itu adalah perintah Allooh. Ismail Ridho atas perintah itu setelah Ibrahim menyampaikan mimpinya begitu juga Hajar ibu Ismail. Ismail memalingkan wajahnya supaya ayahnya tidak sampai gagal melaksanakan penyembelihan karena tidak tega. Ia juga menitipkan baju untuk diberikan pada ibunya sebagai pengobat rindu akan dirinya jika tiada. Tetapi Allooh telah menggantikan kedudukan Ismail sebagai harta tertinggi milik Nabi Ibrahim dengan qibas disertai kalimat takbir dan disambut tahlil lalu tahmid. Qurban itu tidak wajib tetapi sunnat muakad. Sunnat untuk mendekatkan diri kepada Allooh. Hidup bagi manusia adalah perjuangannya. Setiap manusia pasti akan diuji untuk melihat kesungguhannya. Kunci itu adalah bertaqarrub kepada Allooh. Masalah yang dihadapi berupa ujuan dan hukuman tetapi semua cara penyelesaiannya adalah dengan bertaqarrub kepada Allooh.  Keluarga kalau mau sukses harus kompak. Keluarga Ibrahim lulus karena kompak. Perintah menyembelih direspons dengan kompak oleh setiap anggota keluarga. Termasuk kompak menghadapi godaan syaithon. Tuntunan hidup yang kedua adalah hidup itu adalah perjuangan yang memerlukan pengorbanan. Tidak boleh menggantungan hidup pada kebetulan.  Asshopati seorang filsuf mengatakan, tidak terhormat seseorang yang belum mulai berjuang telah mengalami rasa takut. Hidup perlu perencanaan dan dipersiapkan. Untul itu korbankan sifat sifat binatang, hedonis, alias suka suka, semau gue. Firman Allooh Al A'Raf 179 tentang dipersiapkan neraka untuk manusia yang tidak mau mengikuti kebenaran dengan hati nuraninya. Mereka punya mata tetapi tidak mau melihat yakebenaran. Mereka yang tidak mau mendengarkan kebenaran.  Rakyat Indonesia memiliki anugrah1. Konstitusi, yang memimpin dihormati, yang dipimpin disayangi. Orang yang lemah adalah urusan kita bersama. Hedonis adalah pendusta, termasuk orang yang seandainya ada anak yatim dibiarkan saja dirawat orang lain dengan mengabaikan imannya.  2. Untuk menghadapi persoalan bangsa, pak Mahfud mengajak jamaah untuk A. Berraqarrubb, senantiasa mendekatkan diri pada Allooh SWTB. Semangat menghadapi permasalahan dengan bertaqarrubC. Saling mendukung dan.bekerjasama tanpa menutup pintu koreksiD. Bersemangat dan BersatupaduE. Jadikan peristiwa Nabi Ibrahim sebagai bentuk kesuksesan menghadapi masalah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H