Dunia pendidikan tak hentinya di hebohkan dengan kasus-kasus kekerasan atau bahkan pengeroyoaan, sudah banyak kita saksikan di media massa video-video viral tentang kekerasan seorang guru terhadap murid salah satu nya viralnya video guru tampar murid di banyumas yang sempat ditayangkan oleh Liputan6 Pagi SCTV, Jumat 920/4/2018, dan vide bulliying antar siswa sudah tak asing kita lihat dan kita dengar beritanya. dan Saat ini dunia pendidikan dikejutkan kembali dengan kasus viralnya video siswa "keroyok guru" peristiwa tersebut terjadi di SMK NU 03 kaliwungu kendal, senin 12 november 2018, kajadian ini sontak maramaikan media massa dari berbagai kalangan, karena perilaku demikin memang tidak mencerminkan sikap pendidikan, dan hendaknya tidak di tiru oleh siapa pun. Meskipun setelah kasus ini diselidiki pihak sekolah mengeluarkan klarifikasi dengan pernyataan bahwa peristiwa ini adalah tidak benar, karena peristiwa ini murni hanyalah guyonan yang biasa dilakukan.
Namun tetap saja peristiwa seperti ini sangatlah disayangkan dan tak seharusnya terjadi karena ini melanggar tatakrama dan norma yang berlaku. Saya turut prihatin dengan kondisi pendidikan saat ini yang terus menerus dihadapkan dengan kasus yang tak berprikemanusian dimana norma sudah tak dianggap penting lagi.
Namun apa yang sudah terjadi bagaimanapun itu tak bisa diubah, dan tugas kita sebagai otnum yang berkecimpung dalam dunia pendidikan selayaknya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran dan perbaikan pula.
Dari berbagai kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, saya teringat salah satu komentar dari liputan 6pagi SCTV, yang menanyakan peran adanya program bimbingan konseling disekolah, jika di sekolah terjadi kekerasan seperti ini.
Pada hakikatnya memang benar program bimbingan konseling di sekolah sangatlah berperan, dan program ini juga dianggap sebagai penyelesaian berbagai masalah yang ada di sekolah.
Berbagai peristiwa negatif di sekolah memang seharusnya perlu ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan sekolah, utamanya kepala sekolah, tim guru bimbingan konseling dan stakholders lainnya. Perbaikan di dunia pendidikan memang selalu harus di pantau dan di evaluasi.
Utamanya bagi program bimbingan konseling selaku program yang menjamin dan menjanjikan terjadinya kestabilan dan damainya sekolah melalui berbagai pelayanan yang telah dirumuskan. Untuk menghindari berbagai masalah yang ada di sekolah guru BK sebagai pihak yang di amanahi untuk membimbing dan melakukan perbaikan, di harapkan dapat menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran, dimana saya pikir dengan terlealisasinya proses layanan BK dengan baik, kejadian ini bisa dihindari bahkan di mustahilkan terjadinya dengan menggaris bawahi program layanan bimbingan konseling harus terlealisasi dengan baik. Ada banyak cara agar layanan BK dapat dilaksanakan diantaranya mengikuti strategi pelayana BK, selain itu untuk mengetahui apakah program BK telah berhasil atau tidak, maka lakukanlah evaluasi dalam setiap proses layanan atau di akhir nanti, dari hasil evaluasi ini maka mungkin akan diketahui masalah apa yang sudah/sedang dihadapi sekolah terkait siswa maupun guru.
Evaluasi dalam setiap kegiatan dan peristiwa yang sudah terjadi sangatlah dibutuhkan, dengan harapan agar dari kegiatan dan peristiwa itu guru BK serta pihak sekolah lainnya dapat mengetahui akar permasalan yang terjadi dan memahami alternatif solusi mana yang harus di tindak lanjuti.
Maka untuk menghindari peristiwa yang seharusnya tidak terjadi, seperti kasus yang telah saya paparkan sebelumnya, sangatlah diperlukan kolaborasi antara pihak sekolah dengan tim program BK untuk terus mengevaluasi kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H