Barangkali di antara Anda masih ada yang ingat pada nama yang satu ini, Tang Hsien Hu.Â
Atlet bulutangkis kelahiran Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942 ini digadang-gadang sebagai pencetak generasi emas para pebulutangkis dunia.
Siapa yang tak kenal nama-nama legendaris pebulutangkis Indonesia ini, Hendrawan, Hariyanto Arbi, Ardy Bernardus Wiranata, Alan Budikusuma, atau Icuk Sugiarto?
Dari tangan Tong Sin Fu (Tang Hsien Hu sering juga disebut) lah nama-nama generasi emas lahir. Bukan saja atlet putra, namun atlet-atlet putri juga lahir seperti Finarsih, Lili, atau Eliza, dan Zelin.
Oleh karena polesannya lah, Indonesia merajai tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992. Pada waktu itu medali emas diraih Alan Budikusuma, perak oleh Ardy Wiranata, dan perunggu oleh Hermawan Susanto.
"Salah satu yang saya ingat dari om Tang adalah jangan pernah sombong. Karena itu sudah awal kehancuran seorang atlet," kata Alan Budikusuma.
Ketika nama-nama seperti Erma Sulistyaningsih, Rosiana Tendean, dan Verawaty Fajrin sudah di ujung karier, Tong Sin Fu mulai merancang nama-nama baru atlet putri benar-benar dari nol.
Karena metode latihan yang ditetapkan Tong Sin Fu, Indonesia merebut medali Piala Under pada tahun 1994 dan 1996. Salah satunya lewat ganda Finarsih/Lili.
Finarsih mengatakan dirinya dilatih Tong mulai secara mendasar. Tong mengajari Finarsih cara memegang raket yang benar.
"Tangan saya sampai lecet-lecet. Dilatih sama Om Tong itu enak banget," kata Finarsih.
Finarsih juga menyukai sikap Tong yang dinilainya tidak banyak omong dan disiplin.