Tak terasa pagelaran akbar multi event olahraga dunia Olimpiade Tokyo 2020 sudah di depan mata.
Setelah mengalami penundaan setahun lamanya akibat merebaknya wabah virus korona, Olimpiade ke 32 akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Kendati pun Indonesia kali ini tidak berpartisipasi di cabang sepakbola, olahraga yang selalu menyedot perhatian dunia, namun kita setidaknya punya kenangan tersendiri pada olahraga ini.
Dan itu merupakan tinta emas persepakbolaan nasional.
Tan Liong Houw dkk dalam keikutsertaannya di Olimpiade Melbourne 1956 dianggap sebagai berpenampilan terbaik dalam sejarah persepakbolaan nasional.
Dari 30 atlet yang dikirimkan Indonesia di Melbourne pada waktu itu, 21 atlet di antaranya berasal dari cabang sepakbola.
Indonesia bisa lolos kualifikasi?
Penampilan tim asuhan Toni Pogacknik itu mencuri perhatian dunia. Ramang dkk berhasil mengimbangi Uni Soviet yang notabene pada saat itu negara yang diperkuat legenda dunia Lev Yashin itu pada akhirnya keluar sebagai juaranya (medali emas).
Timnas Indonesia dibawah pelatih Pogacknik asal Yugoslavia pada saat itu memang sedang jaya, bahkan sempat dijuluki sebagai "Macan Asia".
Indonesia pada saat itu lolos ke Melbourne karena Taiwan mengundurkan diri dari partisipasi mereka di kualifikasi. Walaupun seandainya memang Taiwan pada saat itu berpartisipasi, saya yakin Indonesia masih dapat lolos.
Pada putaran pertama di Melbourne, Vietnam Selatan memutuskan untuk mundur. Hal itu menyebabkan Tan Liong Houw dkk langsung bertemu dengan negara raksasa sepakbola Uni Soviet.
Para analis pada saat itu memperkirakan Ramang dkk tak dapat berbuat banyak melawan Lev Yashin dkk.
Akan tetapi pada pertandingan pertama yang digelar di Olympic Park Stadium, Melbourne, dan dihadiri sekitar 3.000 penonton itu, Uni Soviet kaget dengan penampilan Kwee Kiat Sek dkk.
Tenyata negara raksasa Uni Soviet dapat ditahan imbang Indonesia dengan skor 0-0.
Skor hingga waktu normal usai, skor masih 0-0, di extra time juga tak menghasilkan sesuatu gol, alias masih juga 0-0.
Karena pada saat itu belum ditetapkan regulasi adu penalti seperti sekarang ini, maka laga dilanjutkan dengan pertandingan ulang untuk menentukan siapa pemenangnya.
Namun sangat disayangkan, dalam laga ulangan ini pelatih Uni Soviet sudah mempunyai formula khusus untuk menaklukkan Indonesia.
Indonesia pun terpaksa dicukur Lev Yashin dkk dengan skor telak 0-4 dalam laga yang dihadiri penonton yang berjumlah dua kali lipatnya ketimbang laga pertama.
Tak pelak dapat membuat repot Lev Yashin dkk, Timnas Indonesia mengundang decak kagum dari berbagai kalangan, termasuk dari Presiden FIFA.
Dalam ulasannya, Presiden FIFA menyebutkan antara lain Uni Soviet sangat kerepotan menghadapi Indonesia dan nyaris tidak dapat memenangkan laga.
Selain nama-nama pemain sepakbola yang sudah disinggung di atas, para pemain sepakbola Indonesia lainnya antara lain Ramlan Yatim, Oros Witarsa, Thio Him Tjiang, Jasrin Jusron, dan lain-lain.
Termasuk sepakbola, pada saat itu Indonesia berpartisipasi di 6 cabang olahraga dan 11 pertandingan.
Di cabang olahraga sepakbola Olimpiade Tokyo 2020 saat ini, ada 16 negara yang berpartisipasi dan di fase penyisihan mereka dibagi ke dalam 4 grup, yaitu A, B, C, dan D.
Dua tim teratas dari masing-masing grup nantinya akan lolos ke perempatfinal.
Beberapa pertandingan pada laga pertama digelar pada Kamis (22/7/2021), fase knock-out (perempatfinal) dimulai pada Sabtu (31/7/2021), semifinal pada Selasa (3/8/2021).
Perebutan medali perunggu digelar pada Jum'at (6/8/2021). Dan partai final pada Minggu (7/8/2021). WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H