Kemajuan teknologi berkembang sedemikian cepatnya dalam segala bidang kehidupan manusia.
Di setiap menit manusia selalu menemukan sesuatu yang baru. Dan hidup menjadi semakin mudah. Di antaranya juga di bidang teknologi kesehatan.
Kita tahu, saat ini semua negara di dunia sedang menggencarkan vaksinasi untuk rakyatnya. Dengan vaksinasi itu tentunya diharapkan manusia menjadi kebal terhadap serangan virus Covid-19.
Kendati sudah divaksinasi, namun protokol kesehatan haruslah tetap dilaksanakan. Yakni Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun. Jadi vaksinasi, 3M, 3T adalah serangkaian yang harus diperhatikan.
Semula tak terpikirkan, jika vaksinasi yang dilakukan kepada seseorang itu dengan cara tanpa disuntik.
Namun kini ada kabar gembira, memvaksinasi memberi lampu hijau dilakukan dengan cara disemprotkan.
News.com Australia, Selasa (29/6/2021) melaporkan sejumlah ahli mengadakan penelitian di benua Kangguru.
Uji coba secara serempak itu digelar sekaligus di 3 lokasi, masing-masing di Women's and Children's Hospital di Adelaide, Telethon Kids Institute di Perth, dan di Scientia Clinical Research di Sidney.
Nama vaksin itu, Covalia, dibuat oleh perusahaan bioteknologi Technovalia dan  disemprotkan dengan keras. Pada tahap 1 dilakukan kepada 150 orang partisipan. Dengan cara disemprotkan itu maka vaksin akan menembus kulit.
Sama seperti dengan cara disuntik maka vaksin itu akan menghasilkan kekebalan.
"Ini adalah tonggak sejarah yang penting," kata Nicholas Wood, Ketua peneliti (dari University of Sidney).