Peresmian nama Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2018 lalu cukup menarik perhatian dan mendapatkan pemberitaan yang khusus.
Konon sebelumnya, nama kerajaan dan raja Hayam Wuruk itu belum pernah ada di Bandung, ibukota propinsi Jawa Barat.
Kedua nama jalan itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, yaitu Ahmad Heryawan.
Apa anehnya dan mengapa mendapat pemberitaan khusus?
Setelah mencari tahu, alasan tidak adanya nama kedua jalan itu adalah berawal dari sakit hatinya orang Sunda kepada orang Jawa, karena latar belakang meletusnya Perang Bubat antara Kerajaan Sunda dengan Kerajaan Majapahit.
Mengapa demikian?
Dalam sejarahnya, pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, yang adalah raja keempat Majapahit (1350-1389). Konon, Hayam Wuruk saat itu jatuh cinta kepada Citra Resmi, yaitu putri dari Raja Sunda, Linggabuana yang cantik jelita.
Hayam Wuruk mengutus Perdana Menteri nya Gajah Mada ke Sunda untuk melamar Citra Resmi kepada Linggabuana.
Disepakati, pernikahan akan dilakukan di Trowulan, ibukota Majapahit, bukan di Sunda. Linggabuana menyetujui apa yang disampaikan Gajah Mada itu.
Dengan diiringi rakyat Sunda, maka berangkatlah Linggabuana dan rombongan yang terdiri dari Permaisuri, Citra Resmi, para pejabat Sunda dan sejumlah prajurit pengawal melakukan perjalanan jauh menuju Trowulan.
Entah secara kebetulan atau mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa, ketika rombongan Linggabuana sampai di sisi laut utara Jawa maka terlihat lautan berwarna merah darah.