Jika ingin menghemat. Sebagai pembeli kita harus pandai-pandai memanfaatkan waktu. Dalam hal ini jika Anda ingin membeli sepeda lipat.
Sejumlah kalangan dan pengusaha terkait tren harga sepeda, termasuk sepeda lipat, memprediksi akan mengalami kurva yang menurun.
Prediksi itu dengan memandang kepada tren bersepeda di masyarakat yang kini terlihat sudah semakin berkurang.
Jika pada awal-awal digelarnya new normal, maka tren sepeda lipat ini mengalami booming yang luar biasa. Secara psikologis, itu dikarenakan orang baru saja lepas dari "penjara".
Pada saat mengamuknya virus korona satu atau dua tahun yang lalu, kita dihimbau bahkan diwajibkan pemerintah untuk tinggal di rumah. Segala sesuatu dikerjakan di rumah, dari bekerja, beribadah, maupun sekolah.
Setelah dilonggarkan, ibarat pemanasan terlebih dahulu memasuki new normal, masih dalam kondisi yang serba terbatas, maka muncullah tren bersepeda, terutama sepeda lipat.
Dengan sendirinya harga sepeda naik tajam. Dan ada saja pembelinya.
"Tahun lalu pengusaha menambah produksi, tambah karyawan untuk mengikuti tren gowes. Sekarang tinggal pintar-pintar pabrikan menjual sepedanya," kata Eko Wibowo Utomo, Ketua Apsindo (Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia), Jum'at (4/6/2021) kepada CNBC Indonesia.
Persaingan juga kian berat buat pabrikan lokal karena seiringan dengan itu, produk-produk impor juga banyak memasuki pasaran.
Saat permintaan semakin kecil, maka dengan sendirinya harga akan semakin menurun.
Eko menjelaskan harga sepeda turun 20-30 persen ketimbang tahun lalu.Â
"Barang sampai di grosir, jadinya asal jual saja, yang penting memenuhi cash flow. Biar resiko dijual dengan harga modal supaya ada perputaran," katanya.
Namun Eko menambahkan tidak semua jenis sepeda yang diturunkan harganya. Sejumlah pabrikan mulai bersiasat dengan menggunakan spare part yang lebih murah untuk mengejar harga Rp 2 juta.
Harga sebesar itu menurut Eko asalnya Rp 3-4 juta.
Jika pada saat booming harga sepeda lipat jenis tertentu Rp 6-7 juta, maka sekarang jenis itu terlihat sekarang di situs jual beli online menjadi Rp 4-5 juta.
Menurunnya tren gowes itu salah satu faktor penyebab anjloknya harga sepeda, karena pemerintah kini sudah tidak lagi menerapkan apa yang disebut dengan istilah new normal.
Masa-masa itu sepertinya mulai dilupakan orang. Pemerintah kini beralih dengan menerapkan dan menggencarkan aturan protokol kesehatan yang dikenal dengan 3M, 3T, dan vaksinasi. Kondisi kini sudah mulai dilonggarkan.
Lockdown sudah lewat. Itulah sebabnya gowes sudah jauh berkurang.
Eko menjelaskan pada tahun lalu angka penjualan sepeda mencapai 7 juta unit. Namun pada awal tahun ini hanya 4-5 juta unit saja.
"Itu pun paling banyak," kata Eko.
Masih lekat dalam ingatan kita betapa sepeda lipat buatan Inggris Brompton menjadi trending baik di luar maupun di dalam negeri.
Hanya orang-orang berduit saja, para pejabat atau artis yang mampu membeli Brompton yang harganya bisa mencapai 60 juta per unit itu.
Lantas setelah itu pabrik sepeda lipat buatan anak bangsa, Kreuz, menjadi alternatif bagi para pecinta bersepeda yang menginginkan harga yang lebih murah namun tidak kalah kualitas maupun modelnya dengan Brompton.
Bapak Presiden Jokowi juga sampai-sampai membeli dua buah sepeda lipat Kreuz buatan Bandung dengan memesan dulu langsung ke pabriknya di ibukota Jawa Barat itu.
Ya, dalam rangka memperingati HUT Proklamasi RI yang ke 75 saat itu, Presiden Jokowi memesan dengan desain khusus ke pabriknya di Bandung dua unit Kreuz. Satu untuk beliau, dan satu lagi untuk ibu Iriana Jokowi.
Sejatinya pabrik Kreuz ini hanyalah home made, alias buatan tangan di industri rumahan.
Namun jangan dikira karenanya, pabrik Kreuz ini justru mendapatkan pesanan yang luar biasa pada tahun lalu.
Dalam seharinya dapat diproduksi 10-15 unit. Satu unit Kreuz (singkatan dari Kreasi Urang Bandung) dihargai Rp 3,5 juta full.
Pada awal Agustus tahun lalu, media sosial Kreuz mengatakan bahwa pada saat itu pemesan produknya harus bersabar. Karena pemesan Kreuz sudah mengular sampai Pebruari 2021. Saking banyaknya.
Sejumlah pabrikan buatan anak negeri lainnya juga mengambil prototipe Brompton yang mahal.
Buatan lokal yang dimaksud salah satunya adalah Element yang menjual seharga Rp 3 -10 juta. Jika Brompton buatan Inggris bisa mencapai harga Rp 15-60 juta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI