Presiden Jokowi sudah menghimbau Menpora agar mempersiapkan digelarnya Liga 1 dan Liga 2.
Kendati sempat diragukan karena munculnya keramaian akibat ulah suporter yang dilakukan oleh pendukung Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Pengumuman kepastian jadwal dimulainya kompetisi ini sangat penting agar tim-tim yang menjadi anggotanya dapat lebih fokus dan pasti dalam persiapan nya.
Sejumlah tim memiliki alasan dan motivasi tersendiri dalam mengarungi kompetisi ini. Terlebih lagi bagi tim-tim yang baru saja promosi ke kasta yang lebih tinggi.
Tiga tim dari Liga 2 yang promosi ke Liga 1 musim 2021 ini adalah Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, dan Persik Kediri.
Persita dan Persik adalah penghuni peringkat pertama dan peringkat dua yang otomatis promosi, sedangkan Persiraja menang 1-0 di babak play off atas Sriwijaya FC.
Bola.com mengulas jika Persiraja Banda Aceh ini seperti Athletic Bilbao, klub asal Spanyol.
Keduanya memiliki persamaan yaitu banyak menghasilkan pemain-pemain hasil binaannya sendiri, lantas produk-produk mereka banyak diekspor ke luar klub.
Banyak menghasilkan dan menggunakan pemain-pemain lokal karenanya itu lebih menghemat pengeluaran dalam hal finansial. Mereka tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli pemain dari luar.
Mereka pun mendapatkan keuntungan dari para pemain yang dibeli klub lain.
Sebagai contoh, banderol selangit diterapkan Athletic Bilbao untuk menjual Javi Martinez (40 juta euro) atau Ander Herrera (36 juta euro) ke klub-klub top Eropa.
Kendati tidak memiliki sekolah yang menghasilkan talenta yang luar biasa seperti La Masia milik Barcelona, akan tetapi Bilbao berhasil mengirimkan banyak talenta besar juga ke dunia sepakbola.
Bola.com menyebutkan Persiraja Banda Aceh adalah "Athletic Bilbao nya Indonesia".
Kendati baru saja tampil lagi di Liga 1 sejak 2020 lalu, akan tetapi tim yang berjuluk Laskar Rencong itu sudah menyebarkan para pemainnya ke sejumlah klub dalam dan bahkan luar negeri.
Siapa yang tak kenal dengan nama-nama ini: Miswar Saputra, Assanur Torres Rijal, TM Ichsan, Fitra Ridwan, Zulfiandi, atau Ismed Sofyan. Mereka adalah nama-nama asal Bumi Rencong dan alumni.
Sedangkan di luar negeri, di Qatar, ada Andri Syahputra yang bermain untuk Al Gharafa, dan Khuwalid Mustafa yang bermain untuk Qatar SC.
Alumni-alumni asal Laskar Rencong ini dikenal memiliki penampilan yang lugas, ngotot, dan bekerja keras. Di era Modern Football saat ini, uang menjadi sangat penting untuk membangun sebuah tim. Sama seperti Athletic Bilbao.
Klub-klub  Sultan seperti Persis Solo dan sebagainya membeli banyak pemain mahal demi kemajuan timnya. Demikian pula dengan RANS Cilegon FC dan Dewa United FC. Mereka mempunyai banyak uang demi membangun klub.
Selain menjaga marwah sepakbola, Presiden Persiraja Nazaruddin Dek Gam mengatakan tim juga harus waspada soal regenerasi. Rata-rata pemain Laskar Rencong di Piala Menpora 2021 adalah 28 tahun.
Namun regenerasi itu lebih cepat terjadi. Baru-baru ini saja trending topic ada 7 pemain yang berpindah klub. Selain Assanur yang direkrut Persis Solo, juga Luis Irsandi, Eriyanto, Tri Rahmadi, Ganjar Mukti, Miftahul Hamdi, dan Fery Komul.
Lantas apa saja tantangan yang akan dihadapi Persiraja dalam mengarungi bahtera Liga 1?
Persiraja Banda Aceh merupakan salah satu tim tertua yang didirikan di Indonesia yaitu pada tahun 1957. Prestasi yang paling baik yang dicapai Persiraja adalah juara Perserikatan tahun 1980.
Kini mereka bermimpi dapat tampil lagi di Liga 1. Musim 2021.
Tantangannya adalah finansial.
Persiraja adalah satu-satunya tim yang bermarkas Pulau Sumatera yang berkiprah di Liga 1 2021. Mereka tentunya harus menggunakan pesawat di setiap laga tandangnya.
Tidak seperti tim-tim yang bermarkas di Pulau Jawa yang mempunyai armada bus.
Persipura Jayapura pun tentunya demikian. Mereka harus terbang jika melakukan laga tandang. Akan tetapi tim yang berjuluk Mutiara Hitam itu mempunyai sokongan dana dari PT Freeport. Sedangkan Persiraja belum mempunyai perusahaan besar untuk menyokong dana mengarungi ketatnya persaingan Liga 1.
Jika itu disadari, maka untuk membantu tim seperti Persiraja, operator sepakbola dalam hal ini PT LIB (Liga Indonesia Baru) harus mengatur jadwal sedemikian rupa agar tidak memboroskan uang, atau bisa juga dengan memberi subsidi untuk Persiraja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H