Apakah orang-orang Indonesia yang bermukim di Kaledonia Baru masih cinta dan menaruh kerinduan terhadap tanah airnya?
Orang-orang keturunan Indonesia yang bermukim di New Caledonia, wilayah yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik itu digadang-gadang identik dengan orang-orang Jawa.
Orang-orang keturunan Jawa selain banyak yang bermukim di Suriname, sebuah negara yang berlokasi di Amerika Selatan. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1890-1939 pemerintah Hindia-Belanda mengirimkan sekitar 33.000 orang Jawa ke Suriname yang sama-sama wilayah kolonisasi untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan milik orang-orang Belanda.
Pada saat itu terkait dengan peraturan Koeli Ordonantie, Perancis mengangkut sekitar 170 penduduk Jawa ke Kaledonia Baru untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan kopi dan pertambangan nikel milik Perancis.
Hal tersebut berhubungan dengan ditemukannya nikel pada tahun 1864 di tepi Sungai Diahot. Untuk mengelola secara serius, pada tahun 1876 dibentuklah Societe Le Nikel. Untuk merambah pertambangan itu Perancis mendatangkan para pekerja dari Hindia-Belanda, Jepang, dan Indo-Cina.
Nama Caledonia sendiri diambil dari nama daerah di Skotlandia. Mengapa Skotlandia?
Ini dikarenakan James Cook, seorang penjelajah yang terkenal dalam sejarah, menemukan untuk pertama kalinya kepulauan Kaledonia Baru itu pada 4 September 1774. James Cook lah yang menamakan kepulauan yang ditemukannya dengan "Caledonia" karena James Cook teringat nama kampung halamannya di Skotlandia.
Konon orang-orang keturunan Jawa di wilayah yang berstatus jajahan Perancis itu kini sudah sejahtera. Banyak di antara mereka yang sudah menjadi pejabat, militer, atau pengusaha kaya raya.
ISEE, Badan Statistik Kaledonia Baru, menyebutkan jumlah keturunan Indonesia di Kaledonia Baru itu kini berpopulasi sekitar 7.000 orang.
Masih lekat dengan "bau Jawa" misalnya masih berbahasa, budaya, kesenian dan kultur Jawa. Namun konon milenialnya tidak lagi bisa menuturkan Bahasa Jawa, mereka hanya bisa berbahasa Perancis.
Posisi-posisi strategis yang dipegang oleh orang-orang keturunan Jawa di sana antara lain Walikota Bourail Brigitte El Arabi, Walikota La Foa Corine Volsin, dan Wakil Gubernur Propinsi Utara Yannick Slamet.