Ramadhan kian mendekat, dalam kurun tidak sampai satu bulan, hari yang dinanti-nantikan umat Muslim di seluruh dunia itu akan tiba.
"Marhaban Ya Ramadhan," begitu seruan umat Muslim bersorak gembira menyambut bulan suci dan bulan penuh Rahmat ini.
Pernyataan "Marhaban Ya Ramadhan" itu bisa juga wujud ekspresi bahwa umat Muslim berjumpa lagi dengan bulan seribu bulan, dimana mereka menunaikan salah satu kewajibannya.
Bersyukurlah mereka yang non-muslim di Indonesia, mereka dapat menyaksikan indahnya Ramadhan, kendati terkait pandemi, aktivitas Ramadhan.
Menarik laporan yang dimuat jpnn.com, Kamis (18/3/2021). Menarik sekaligus cukup mengejutkan. JPNN.com melaporkan jika Komunitas Muslim etnis minoritas Uighur justru mengundang dan mempersilakan media asing untuk melawat ke Wilayah Otonomi Xinjiang, Cina.
Seperti diketahui, etnis Muslim Uighur mendapat sorotan dunia karena konon mereka mendapatkan tekanan kebebasan dan hak mereka dirampas oleh pemerintah komunis Cina.
Pemerintah Cina konon menyuntikkan doktrin dan memaksa mereka untuk meninggalkan keyakinan. Mesut Ozil mendapat sanksi karena mengunggah dan menulis dalam Twitternya bahwa Muslim Uighur benar-benar diperas.
"Madrasah, sekolah Teologi Islam dilarang, mesjid ditutup, Qur'an dibakar, cendekiawan dibunuh satu per satu. Terlepas itu semua, mereka tetap diam," tulis pemain Timnas Jerman dan Arsenal itu.
Karena pernyataannya itu, Ozil dikecam, dan Arsenal kena dampaknya. Ketika Arsenal berlaga di Liga Inggris, nama Mesut Ozil sama sekali tidak disebut-sebut oleh komentator televisi yang menyiarkan langsung laga tersebut.
Mi Shou Jiang dalam bukunya yang berjudul "Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Leluhur" populasi Uighur ini berjumlah 7,2 juta jiwa yang mayoritas bermukim di Daerah Otonomi Xinjiang dan sebagian kecil lainnya di Propinsi Henan dan Hunan.
Kaum Muslim Uighur dikenal sebagai kaum yang ramah pandai menyanyi dan menari.