Wacana merubah nama Propinsi Sumatera Barat menjadi Minangkabau telah mencuat akhir-akhir ini. Bahkan BP2DIM (Tim Kerja Badan Persiapan Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau) sudah dibentuk masyarakat Minangkabau.
Kendati mendapatkan sejumlah dukungan di antaranya dari Guspardi Gaus, anggota Komisi II DPR RI Fraksi PAN, akan tetapi tidak sedikit juga mereka yang menentangnya.
Dengan berbagai alasan mereka mengemukakan alasannya mengapa mereka mendukung dan mengapa pula tidak setuju.
Sumatera Barat dengan ibukotanya Padang memang masyhur di tanah air terutama pada sifat mereka yang senang merantau. Di seluruh penjuru tanah air, selalu terlihat warung atau restoran Padang yang banyak digandrungi para penggemarnya.
Saya juga salah satunya. Terutama untuk makan siang dengan menu untuk berhemat, sebungkus nasi ditambah dengan lauk telor balado, sayur daun singkong, perkedel kentang dan sambal ijo dihargai dengan Rp 15.000.
Dari pengalaman sendiri, setiap kesempatan mengunjungi kota yang disinggahi memang banyak terdapat warung atau masakan Padang ini.
Orang Padang merantau secara besar-besaran pada abad ke 20, itulah cikal bakal warung atau Rumah Makan Padang hampir selalu ada di setiap kota di Indonesia.
Di Kisah Malin Kundang juga ada disebut-sebut merantau.
Malin Kundang adalah anak semata wayang yang tinggal bersama ibunya.
Saat menginjak usia remaja, Malin Kundang memutuskan untuk pergi merantau dengan menumpang kapal milik seorang saudagar. Di tengah perjalanan para perompak merampok kapal ini, semua harta benda dijarah, dan para penumpang lain dan awak kapal dibantai.
Malin Kundang bersembunyi dan selamat. Pada akhirnya Si Malin Kundang terdampar di sebuah pantai.