Pola makan yang berubah. Makanan yang berkuah, seafood, daging-dagingan, dan sebagainya, itu juga mempengaruhi bau badan seseorang.
Makanan-makanan itu terolah dalam tubuh lalu mengeluarkan bahan kimia lewat keringat, inilah yang menyebabkan bau yang lain.
Bau mulut dalam hal ini boleh digolongkan dengan bau badan.
Orang yang kekurangan cairan dalam tubuhnya atau biasa disebut juga dengan dehidrasi akan menyebabkan mulut kering dan menjadi tempat bakteri untuk tumbuh, itulah yang menyebabkan bau mulut/nafas.
Perubahan pola makan ini sejalan dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
Sedangkan kulit yang menua akan lebih banyak membuat asam lemak. Jika asam lemak ini bercampur dengan udara, maka itu akan menyebabkan "bau kimia".
Penyakit-penyakit tertentu, satu atau lebih dari satu penyakit, seperti diabetes. Ini juga yang menyebabkan berubahnya bau badan.
Berbagai cara para ilmuwan melakukan cara penelitiannya.
Journal Plos One memuat penelitian yang dirancang oleh peneliti Johan Lundstrom, Ph.D, sekaligus ahli syaraf di Monell Chemical Senses Center, lembaga penelitian non profit di Philadelphia, Amerika Serikat.
Lundstrom dan kolega-koleganya membagi 49 pria dan wanita ke dalam tiga kelompok umur, masing-masing 75-90, 45-55, dan 20-30. Mereka disuruh tidur selama lima malam berturut-turut.
Singkat cerita, Lundstrom meneliti apakah ada bau atau perubahan bau seseorang seiring bertambahnya usia seseorang.