"Kalau Anda ingin menjadi pemain kelas dunia. Pergilah ke Eropa. Main di kompetisi terbaik," kata Silva yang dimuat di interfootball.co.kr.
Pesepakbola Indonesia lainnya yang main di Eropa antara lain Witan Sulaiman di FK Radnik Surdulica, Serbia, dan Egy Maulana Fikri di Lechia Gdansk, Polandia.
Selain ke Eropa migrasi lainnya para pemain Indonesia adalah ke Asia Tenggara, antara lain Malaysia, Singapura, dan Timor Leste.
Kondisi ketidakpastian kapan kompetisi di Indonesia bisa bergulir lagi terkait pandemi Covid-19, dimanfaatkan oleh klub-klub asing tersebut untuk bergabung.
Kondisi terhentinya sepakbola di Indonesia mendapatkan tanggapan dari pemain Timnas Malaysia, Safee Sali.
Sali sangat sedih melihat kondisi Indonesia yang tidak mendapatkan ijin dari kepolisian terkait pandemi Covid-19. "Kami di Malaysia lebih beruntung ketimbang Indonesia," kata mantan pemain Pelita Jaya Karawang tersebut.
Sali yang kini membela Kuala Lumpur FA di Liga Super Negeri Jiran 2021 memandang apa yang kini terjadi di Indonesia berbanding terbalik dengan semangat militansi para suporter Indonesia dalam mendukung tim kesayangannya.
Menurut Sali, potensi Indonesia jauh lebih besar ketimbang Thailand dan Malaysia. "Sayang jika tidak bisa dioptimalkan," kata Sali di kanal YouTube PRFM 107,5.
Potensi itu apa yang dikatakan Sali dapat dijelaskan sebagai berikut. Dengan atensi suporter Indonesia yang luar biasa ketimbang Malaysia dan Thailand, Indonesia seharusnya dapat memaksimalkan nya menjadi apa yang disebut dengan industri sepakbola.
Tentu industri sepakbola berdampak kepada perputaran ekonomi tetapi dengan syarat pelaku sepakbola atau klub memperbaiki tata cara manajemen tim, termasuk fasilitas klub.
Sali mencontohkan apa yang terjadi di Thailand. Kendati kalah dalam antusias suporter, akan tetapi klub-klub di negara Gajah Putih itu melengkapi klub dengan ruang fisioterapi, ruang kebugaran dan lapangan latihan permanen.