Ada fenomena yang menarik jika Anda salah seorang yang tertarik dengan apa yang disebut dengan wisata religi.
Jika pada sekitar 17 Agustusan atau pada Hari Pahlawan berkunjung ke Garut, tepatnya ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya. Di sana Anda akan temui salah satu nisan yang bertuliskan:
Komarudin/Yang Chil Sung. Dibawahnya ada tulisan kanji Korea.
Angg. Pangeran Papak.
Gugur, 10 Agustus 1949.
Siapakah Komarudin atau Yang Chil Sung itu, apakah dia orang Korea? Kok ada di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya?. Angg. merupakan akronim dari anggota.
Dalam sejarah, ada persamaan antara Indonesia dan Korea Selatan. Di sekitar Perang Dunia ke II, Indonesia dan Korea Selatan sama-sama dijajah oleh bangsa Jepang.
Sejarah negara Korea Selatan mencatat ada sekitar 2.300 orang Korea yang dipaksa Jepang menjadi tentara. Mereka dibawa ke Indonesia untuk menjaga kamp tawanan Jepang. Kamp tawanan Jepang di Indonesia ini antara lain ada Ambarawa, Semarang, Bandung, dan lokasi-lokasi lainnya.
Setelah dikirim ke Indonesia, tidak banyak dari mereka yang kembali ke negaranya, Korea. Banyak dari mereka yang tidak bisa kembali dan terdampar di negeri ini, termasuk salah satunya adalah Yang Chil Sung yang bahkan sampai ke Garut, Jawa Barat.
Yang Chil Sung sendiri dilahirkan di Wanju, Propinsi Jeolla, Korea Selatan, pada 29 Mei 1919. Yang Chil Sung ditugaskan Jepang menjaga kamp tawanan, yaitu para tentara sekutu yang berhasil ditangkap Dai Nippon. Itu terjadi pada tahun 1942 di Bandung.
Setelah Indonesia dan Korea sama-sama merdeka pada tahun 1945, Yang Chil Sung menolak untuk kembali ke negaranya. Dia lebih memilih untuk tinggal di Indonesia.