Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berkenalan dengan Roti Legendaris dari Sukabumi

21 Januari 2021   09:04 Diperbarui: 21 Januari 2021   09:21 4430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Umumnya jika kita mendengar kata wisata, pikiran kita langsung teringat kepada panorama atau pemandangan alam, lautan yang indah, pegunungan, dan tempat-tempat indah lainnya.

Kali ini kita akan ke kota Sukabumi, Jawa Barat. Kota dingin yang terletak sekitar 120 kilometer ke arah selatan dari Jakarta mereka nyaris tidak mempunyai wisata alam yang dapat dibanggakan atau untuk dipromosikan agar dapat dinikmati oleh wisatawan.

Akan tetapi kota kelahiran penyanyi Syahrini ini punya kelebihan tersendiri. Kota Sukabumi justru dikenal dengan banyaknya kuliner yang menggugah selera. Jika Anda berkunjung ke sana Anda dapat menikmati bubur ayam, kue moci, nasi uduk berwarna ungu, surabi, dan kue jahe. Di malam hari, ada juga sekoteng.

Jikalau Anda bosan dengan yang kekinian, di kota Sukabumi Anda akan banyak menemui roti tradisional yang legendaris. Harganya cuma Rp 6.000 untuk sebuah roti. Dari rasa gula susu, coklat, pisang coklat, keju, nanas, kismis, dan tanduk.

Khusus untuk roti tawar, ada dua harga, yaitu Rp 6.000 dan ukuran yang lebih besar Rp 10.000. Sangat tradisional bagi Anda yang menginginkan nostalgia masa lalu.

Roti Priangan (dahulu Roti Oey Tjiang Lie) ini sudah berdiri sejak sebelum merdeka, yaitu tahun 1943. Jika Anda sesekali berkesempatan ke Sukabumi jangan lewatkan untuk mencicipi rasanya yang khas.

Lokasi pabrik Roti Priangan ini terletak di Jalan Parigi, tidak jauh dari Rumah Duka Paramarta.

Kendati sudah berganti nama menjadi Roti Priangan, namun orang-orang masih begitu akrab menyebutkan roti itu dengan Roti Tjiang Lie saja.

Saya sudah sering menikmati roti nostalgia tersebut. Bahkan dalam kesempatan berkunjung ke kota yang berleter F (kendaraan) itu salah satu yang pertama-tama saya incar adalah roti ini. Sulit untuk menggambarkan seperti apa-apa, benar-benar nostalgia di tengah-tengah bermunculannya roti-roti modern yang harganya lebih mahal.

Dari pabriknya, roti-roti ini dijajakan dengan menggunakan gerobak ke pelosok-pelosok kota, semenjak dahulu.

Pemegang roti Priangan ini yang sekarang adalah generasi ketiga. "Sudah 77 tahun roti ini diproduksi sejak didirikan kakek saya yang keturunan Tionghoa," kata Haris Wijaya (67).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun