Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bersejarah, 7 Desember 1975 Militer Indonesia Terjun ke Timor Timur Untuk Invasi

8 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 8 Desember 2020   10:42 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Militer Indonesia terjun ke Timor Timur (intisari.grid.id)


Tanggal 7 Desember memiliki makna tersendiri dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Tepatnya pada 7 Desember 1975, inilah kali pertama militer Indonesia menginjakkan kakinya di Bumi Lorosae, alias Timor Timur.

Cikal bakal Indonesia menerjunkan pasukannya ke Timor Timur adalah dengan maksud untuk mengklaim "Si Anak Hilang" sebagai bagiannya.

"Si Anak Hilang" adalah julukan yang diberikan oleh mantan Presiden RI ke 2 Jenderal Soeharto . Kalimat itu merujuk kepada wilayah Timor Timur yang dijajah Portugis, dimana wilayah Indonesia lainnya dipengaruhi oleh Belanda.

Namun sebelum mulai beraksi, Kelompok Fretilin, atau Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur, mengumumkan kemerdekaan mereka dari Portugis pada tanggal 28 Nopember 1975 yang mana negaranya Cristiano Ronaldo itu sudah menjajah mereka sejak abad ke 16. Namanya lantas menjadi Timor Portugis.

Jarak antara 28 Nopember hingga 7 Desember 1975 hanya berselisih 9 hari saja. Jadi patut diacungi jempol apa yang dilakukan oleh militer Indonesia tersebut.

Diawali dengan armada laut kemudian disusul dengan armada udara RI yang diterjunkan dari angkasa dengan maksud untuk merebut Kota Dili, ibukota dari Timor Timur.

Belum berhasil menaklukkan Dili, tiga hari berselang invasi kedua dilakukan, kali ini untuk merebut Kota Baucau, kota kedua terbesar di Timor Timur. Dan ternyata berhasil. Jadi Baucau menjadi kota pertama yang berhasil direbut oleh militer Indonesia.

Selama invasi, mau tak mau terjadi bentrokan berdarah antara militer Indonesia dengan kelompok Fretilin. Indonesia pun berhasil menguasai Timor Timur secara keseluruhan pada 1978.

Perang dan kekerasan yang terjadi, juga karena sakit dan kelaparan, menyebabkan ratusan ribu rakyat Timor Timur kehilangan nyawa. Ratusan ribu orang juga terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya, ratusan ribu orang lainnya ditahan.

Setelah Timor Timur "aman" menjadi propinsi Indonesia yang ke 27, akan tetapi sejumlah perlawanan dari pihak-pihak di dalam negeri Timor Timur masih meletus.

Akan tetapi, di antara mereka ada juga yang melawan dengan cara-cara damai, di antaranya adalah Uskup Ximenes Belo dan Jose Ramos Horta. Keduanya lantas menjadi tersohor, karena Ximenes Belo dan Ramos Horta kemudian dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 1996.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun