Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ternyata Nenek Moyang Kita Sudah Mengenal Meteorit Sebelum Abad ke 6

22 November 2020   09:01 Diperbarui: 22 November 2020   09:17 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu meteorit (cnnindonesia.com)


Beberapa waktu lalu  media dalam dan luar negeri digemparkan peristiwa jatuhnya batu meteorit dari luar angkasa. Dilihat dari harganya, jelas batu ini langka dan sangat berharga.

Josua Hutagalung, warga Sumatera Utara, yang menemukannya menjual batu tersebut seharga 1,4 juta poundsterling atau sekitar Rp 26 miliar.

Yang bersangkutan, Josua Hutagalung (34) adalah seorang pembuat peti mati. Ketika dia tengah mengerjakan peti mati, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan ada benda yang jatuh di atap rumahnya, pada 1 Agustus 2020 lalu. Itulah batu meteorit.

Setelah melihat berita jatuhnya meteorit itu di media, Jared Collins, seorang warga negara Amerika Serikat, menghubungi Josua. Setelah memeriksa keaslian benda itu, pada akhirnya terjadi kesepakatan benda itu pindah kepemilikan dengan harga 757 poundsterling (Rp 14,1 juta) per gram nya.

Media-media Inggris pun memberitakan jika benda yang langka dan penting terjual keseluruhannya seharga Rp 26 miliar.

The Sun melaporkan jika Jared adalah seorang warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Bali. Menurut harian itu, Jared hanyalah perantara dari orang yang menyuruhnya untuk melobi Josua. Pembeli aslinya adalah Doktor Jay Piatek, seorang kolektor batu meteorit di Arizona State University.

Jika media asing menyebutkan benda langit yang jatuh di Tapanuli itu langka dan penting, agak mengejutkan apa yang dikatakan Andi, seorang peneliti dari LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional).

Andi mengatakan penemuan itu tidaklah istimewa dari segi sains. Namun Andi mengatakan si penemu boleh memiliki batu itu atau menjualnya. "Itu bukan ranah kami," katanya, Sabtu (21/11/2020).

Menurut Andi, dikatakan istimewa dari segi sains jika batu itu besarnya 300 meter dan membahayakan. Andi pun menghimbau, jika masyarakat menemukan benda langit itu agar melaporkanya ke LAPAN.

Adapun batu yang ditemukan oleh Josua tersebut beratnya adalah 1.800 gram. 

Sungguh aneh, pendapat ini berbeda dengan pendapat dari para ahli yang dimuat di The Sun. Menurut mereka, benda yang jatuh di Tapanuli itu merupakan salah satu meteorit yang paling signifikan yang pernah diketemukan. Itulah sebabnya batu dibeli peminatnya dengan harga mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun