Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kapolda Jabar Dicopot, Ridwan Kamil Bercerita Acara di Megamendung, Apa Katanya?

19 November 2020   09:01 Diperbarui: 19 November 2020   09:24 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tidak ada orang yang berada di atas hukum. Pencopotan dua Kapolda, masing-masing Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujana dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahradi menjadi ramai diperbincangkan di media massa.

Nana Sujana dianggap lalai dalam tugasnya sehingga menyebabkan terjadinya kerumunan massa pada acara pernikahan putri Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat, sedangkan Rudy Sufahradi lalai yang mengakibatkan terjadi gerombolan massa dalam suatu acara di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam keterangannya di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020), Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menjelaskan pencopotan kedua jenderal itu karena mereka tidak menjalankan instruksi dalam penegakan aturan protokol kesehatan.

Apapun yang terjadi, Ridwan Kamil turut angkat bicara soal terjadinya kerumunan massa pada acara Habib Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

Dengan lantang, Ridwan Kamil menceritakan acara itu sebenarnya tidak mendapatkan ijin. Menurut pria yang disapa Kang Emil itu, secara hirarki ijin itu berasal dari Bupati setempat (Kabupaten Bogor) bukan dari Gubernur.

"Kewenangan Bupati Bogor" kata Ridwan Kamil, Rabu (18/11/2020) di Bandung.

Ridwan Kamil mengonfirmasi jika Bupati Bogor sudah menjalankan tugas dengan semestinya. Karena perhelatan itu diyakini bakal menimbulkan gerombolan massa dalam jumlah besar, makanya Bupati tidak memberikan ijin.

Bahkan ditambahkan pula oleh Ridwan Kamil, pada malam hari sebelumnya, Pemerintah melalui Kodim setempat sudah melobi agar undangan yang bakal datang di perhelatan dibatasi jumlahnya.

"Ini adalah edukasi. Tapi keesokan harinya, massa secara tiba-tiba datang dalam jumlah besar, seperti air bah yang sulit dibendung," kata Ridwan Kamil.

Maka saat itu tinggal hanya ada dua opsi: menghimbau dengan keras, atau kepalang tanggung melakukan pengawalan, jangan sampai ada sesuatu nantinya yang merugikan publik.

Air bah terus menerjang, gerombolan massa datang semakin membesar. Tak pelak dalam situasi seperti demikian, aparat setempat bertindak melakukan pengawalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun