"Sudah dua malam, gelombang laut tidak bersahabat," ujar Asep.
Pihaknya juga telah memasang sejumlah bendera merah di titik-titik yang dianggap sebagai zona berbahaya yang dianggap rentan terhadap kecelakaan laut.
Salah seorang pedagang di Karang Hawu, mengatakan sepinya wisatawan di area tempatnya berdagang karena adanya prediksi tsunami 20 meter yang di share di media sosial.
"Prediksi tsunami ini kira-kira sudah ada dua minggu, padahal di sini (Karang Hawu) aman-aman saja. Jika pun gelombang tinggi, itu hanyalah pasang surut air laut biasa," kata Santi (37), pedagang itu.
Santi berharap kondisi Covid-19 ini segera berlalu. "Agar aktivitas kembali seperti biasa," katanya.
Anda sering atau pernah mengunjungi Pantai Pelabuhan Ratu ini dan sekitarnya?
Saya pernah mengunjungi beberapa kali obyek wisata ini pada kesempatan adanya libur panjang, yaitu memanfaatkan libur panjang Lebaran beberapa tahun lalu.
Perjalanan dari kota Sukabumi cukup mengasyikkan, sembari melihat segala aktivitas masyarakat di sepanjang perjalanan menuju Geopark/Pelabuhan Ratu, sekali-kali di tengah perjalanan kendaraan kami berhenti dulu untuk mampir ke Alfa Mart atau Indomaret.
Untuk menuju lokasi air terjun yang berada di sekitar Geopark Ciletuh, maka pengunjung ke sana harus berjalan kaki menyusuri jalan-jalan setapak. Rasa capek bepergian dan berjalan kaki tersebut kami anggap sebagai penghilang rasa jenuh dari keseharian duduk di meja bekerja.
Maklum, libur panjang Lebaran kala itu, pengunjung memang membludak, baik yang berkunjung ke Geopark Ciletuh maupun Pantai Pelabuhan Ratu. Kendaraan dari berbagai plat nomor pun memenuhi lokasi, F (Sukabumi, Cianjur, Bogor), D (Bandung), dan B (Jakarta).
Seperti diketahui Geopark Ciletuh ini beberapa waktu lalu sudah resmi masuk dalam daftar UNESCO, bagian dari Global Geopark Network UNESCO sehingga Geopark Ciletuh ini menjadi salah satu yang dinaungi oleh UNESCO.