Pertamina memang diisukan mengalami kerugian selama semester 1 tahun 2020. Jumlahnya mencapai Rp 11, 28 triliun. Itu disebabkan karena menurunnya permintaan BBM di tengah pandemi Covid-19. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, Pertamina meraih keuntungan Rp 9,56 triliun.
Suatu isu yang menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Banyak pihak yang memelototi Pertamina, namun ada juga yang membela.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kerugian Pertamina adalah wajar. Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Pertamina jauh lebih baik kondisinya dari perusahaan migas lainnya di dunia, seperti BP asal Inggris, atau Shell asal Belanda yang merugi jauh lebih besar dari Pertamina.
Hal di bawah ini setidaknya dapat menutup mulut-mulut yang mencaci maki Pertamina.
Salah satu pimpinan perusahaan pelat merah itu masuk terpilih menjadi salah satu dari 50 besar wanita paling berpengaruh di dunia pada tahun 2020 ini.
Majalah Fortune menempatkan Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, di urutan ke 16 Most Powerful Women International.
Ke 50 wanita paling berpengaruh itu dicomot Fortune dari perusahaan-perusahaan terkemuka yang berskala global, seperti perusahaan minyak, gas, baja, pertambangan, obat-obatan, asuransi, bank, dan sebagainya. Fortune menilai ke 50 wanita tersebut dikategorikan berhasil bangkit kendati dalam kondisi pandemi Covid-19.
Di urutan pertama diduduki oleh CEO GlaxoSmithKline, Emma Walmsley, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi.
Nicke Widyawati diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina sejak 30 Agustus 2018 menggantikan jabatan sebelumnya Ella Massa Manik yang dicopot.
Sebelumnya Nicke menjabat sebagai eksekutif di sejumlah perusahaan negara lainnya, termasuk di PLN.
Fortune, Kamis (22/10/2020), mengatakan bahwa Nicke menjadi pimpinan lebih 32.000 karyawan di seluruh dunia dari perusahaan yang berpendapatan lebih dari 54,6 miliar USD.