Jika Anda memperhatikan tayangan serial "Kian Santang" yang disiarkan di MNCTV setiap malamnya, dalam ceritanya ada disebut-sebut nama Kerajaan Pajajaran.
"Kian Santang" atau "Kembalinya Raden Kian Santang", kisah yang menarik itu memang menceritakan suasana kehidupan pada masa Kerajaan Pajajaran yang berlokasi di tatar Sunda sekarang ini.
Seperti halnya sebuah negara, tentu ada ibukota yang menjadi pusat pemerintahan. Seperti halnya Jakarta untuk Indonesia, Bangkok untuk Thailand, dan sebagainya.
Begitu pun Kerajaan Pajajaran yang berputar pada sekitar tahun 1130 Masehi hingga 1579 Masehi. Lantas dimanakah lokasi atau ibukota yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan ini?
Menarik untuk diketahui mengapa suku Sunda dan suku Jawa masing-masing memiliki bahasa sendiri. Kendati berada dalam pulau yang sama, yaitu Pulau Jawa, mengapa bahasa mereka berbeda?
Suku Sunda di sebelah barat berbahasa Sunda, sedangkan suku Jawa di tengah dan timur berbahasa Jawa.
Mari kita simak.
Kisahnya berawal dari Kerajaan Pajajaran. Pada saat itu, orang-orang Pajajaran tidak mau tunduk kepada aneksasi Kerajaan Majapahit dan Singasari yang berhasrat ingin memperluas wilayahnya. Orang-orang Sunda ingin tetap mempertahankan adat dan budayanya dari pengaruh orang-orang Jawa.
Sikap inilah yang menjadikan orang-orang Sunda di barat tetap menggunakan bahasa dan adat istiadat nya hingga sekarang dan berbeda dengan orang-orang di timur.
Jangan dikira Kerajaan Hindu Pajajaran adalah kerajaan yang lemah. Ini terbukti, kendati Majapahit dan Singasari yang menguasai nyaris seluruh wilayah Asia Tenggara pun tak mampu menganeksasi Pajajaran.
Jika dilihat secara geografis di Pulau Jawa saja, Majapahit menguasai wilayah Jawa (Tengah dan Timur) saat itu, sedangkan Pajajaran hanya sepertiganya Pulau Jawa.