Usul yang baik saya kira. Mengapa saya tidak kepikiran sama dengan Rizal Ramli.
Sehubungan ramainya pemberitaan soal Pertamina terkait Ahok sebagai komisaris nya, ekonom senior RR (Rizal Ramli) memberi usulan kepada Bapak Presiden Joko Widodo agar Basuki Tjahaja Purnama (nama asli dari Ahok) agar ditempatkan di pos lain.
Mantan Menteri Keuangan era Abdurachman Wahid itu mengusulkan agar Ahok ditempatkan sebagai seorang duta besar, inilah juga menurut saya pos yang tepat bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu jika Jokowi dan masyarakat pencintanya masih menginginkan BTP masih duduk di pemerintahan.
Adanya Ahok di luar Indonesia, bakal menghilangkan setidaknya suara-suara gaduh di dalam negeri yang bermasalah.
Alternatif lain, Rizal Ramli mengusulkan Presiden Jokowi agar BTP diangkat menjadi Presiden Komisaris Podomoro Group.
Dalam hal ini saya tidak setuju dengan RR, Ahok lebih baik berkiprah di luar negeri.
"Daripada membuat rugi Pertamina, lebih baik begitu. Angkat saja Ignatius Johan yang jadi komisaris Pertamina," kata RR.
Senada dengan RR, Ahok bukanlah sosok yang tepat menjadi petinggi di BUMN, apalagi mantan Bupati Belitung Timur itu bermasalah dengan hukum.
Seperti ramai diberitakan, Ahok banyak digugat oleh berbagai kalangan disebabkan migas Pertamina yang dipimpinnya mengalami kerugian sebesar Rp 11,28 triliun pada semester 1 tahun 2020. Padahal pada kurun waktu yang sama tahun lalu BUMN ini meraih untung Rp 9,56 triliun.
Ahok menjadi trending dan dihujani kritik, namun di antara mereka ada juga yang membelanya.
Alasannya, karena hampir semua perusahaan migas di dunia ini sama merugi, bahkan jauh lebih besar dari Pertamina, sebut saja Shell asal Belanda, atau BP asal Inggris.