Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seniman Multi Talenta Gatot Soenjoto Meninggal, Dewa Budjana Kembali Kehilangan Guru dan Sahabat

13 September 2020   09:01 Diperbarui: 13 September 2020   09:10 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kabar duka datang dari dunia entertainment Indonesia. Gatot Soenjoto, penulis lagu "Gubahanku" meninggal dunia di rumah kediamannya di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Sabtu (12/9/2020) sekitar pukul 04.33 dinihari WIB dalam usia 80 tahun.

Pengamat musik Stanley Tulung mengatakan pria kelahiran Malang, 28 Agustus 1940 itu sebelumnya tidak pernah sakit, namun sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Gatot sempat merasa demam.

"Belakangan dia tidak mau makan," kata Stanley.

Selain penyanyi dan pencipta lagu, Gatot Soenjoto juga dikenal sebagai seorang presenter, pesulap, dan seorang ventriloquist (suara dari dalam perut).

Bagi saya sendiri, lagu "Gubahanku" ciptaan Gatot Soenjoto menjadi lagu favorit dan sering diputar di perangkat MP3 setiap saat.

Dari sekian banyak lagu ciptaannya, memang diakui Gatot lagu "Gubahanku" ini yang paling ngehit di antara lagu-lagu lainnya.

Hingga kini lagu itu masih sering dinyanyikan dan didengarkan para pecinta musik tanah air. Legendaris.

Lagu itu diciptakannya pada tahun 70an. Saat itu lagu tersebut ngehit dan dibawakan oleh Deddy Damhudi.

"Selepas bermain musik bersama Los Morenos di negeri Paman Sam pada 1974 saya aktif lagi membuat lagu. Tapi banyak perusahaan rekaman yang tidak tertarik untuk merekam, mungkin kurang ngepop. Walau saya berusaha membuat sekomersil mungkin. Lagu yang saya tonjolkan cuma Gubahanku," kata Gatot sempat berkata.

Pada tahun 1974 Gatot Soenjoto sempat belajar ventriloquist di New York, Amerika Serikat. Saat dia bersama grup band Los Morenos menjadi pengisi acara di Restoran Ramayana, Amerika Serikat. Dia belajar dari gurunya, Michael Tannen.

Ketertarikannya pada ventriloquist (mengeluarkan suara dari dalam perut) timbul setelah dia untuk pertama kalinya melihat pertunjukan keahlian tersebut yang dipertunjukkan oleh Marijoen pada tahun 1966 di TIM (Taman Ismail Marzuki) Jakarta.

Pada waktu Pak Marijoen membawa boneka si Koko.

Sepulang dari negeri Paman Sam, Gatot banyak memperdalam ilmunya dengan membaca buku-buku tentang ventriloquist ini, bahkan Gatot dihadiahi kaset tentang ilmu mengeluarkan suara dari dalam perut itu dari Bing Rahardja.

Namanya semakin dikenal orang sebagai pesulap sekaligus ahli ventriloquist setelah dia mengisi acara anak-anak di TVRI pada era 70-80an. Dalam penampilannya, Gatot kerap membawa boneka yang dinamakan Si Tongki.

Ketika Si Tongki diajukan pertanyaan apa pun, Si Tongki selalu menjawab nya dengan komentar-komentar yang lucu. Banyak para penonton, termasuk anak-anak sangat menunggu-nunggu Gatot Soenjoto beraksi dengan pertunjukan sulap atau bercanda dengan Si Tongki. 

Banyak menghibur terutama anak-anak, karena komentar-komentar lucu yang dikeluarkan Si Tongki.

Pengamat musik Stanley Tulung menceritakan jika Gatot Soenjoto pernah satu grup band bersama Bob Tutupoly di grup Bhineka Ria Surabaya.

Di Grup Band Los Morenos, Gatot Soenjoto dikenal selalu bergaya Elvis Presley, baik dari kostum (celana cut brai) maupun dari kacamata yang digunakan Elvis.

Gatot Soenjoto sendiri menceritakan jika dia mulai menulis lagu sejak 1963 dan banyak belajar dari pemusik-pemusik lainnya seperti Mochtar Embut, Jack Lesmana, dan Bing Slamet.

Berbagai alat musik mampu dia mainkan.

Deva Permana, anak dari Gatot Soenjoto menuliskan rasa kehilangan ayahnya di akun Facebook @Indonesia Multi Entertainer Gatot Soenjoto & Tongki. Deva Permana yang juga seorang drummer dan berkiprah lama di Australia mengungkapkan rasa dukanya dan kehilangan yang begitu mendalam atas kepergian ayahnya.

Salah satu sosok yang dua kali kehilangan sahabatnya sesama seniman adalah gitaris Dewa Budjana. 

Seperti diketahui beberapa waktu lalu, dunia entertainment baru saja ditinggalkan penyanyi "Poco-Poco" Yopie Latul yang meninggal dunia. Kali ini Dewa Budjana juga kehilangan sosok yang sangat lekat dengan kehidupannya, Gatot Soenjoto.

Gitaris Band Gigi itu mengungkapkan rasa dukanya di Instagramnya atas kehilangan sang multi talenta. Selamat jalan....

Dewa Budjana pun memposting dua foto kebersamaannya bersama sang multi talenta pada 2013 dan 1984.

Pada tahun 1984 itu (36 tahun lalu) Dewa Budjana baru saja mengawali kariernya di dunia musik di ibukota Jakarta.

"Lumayan menerima honor pertama," tulis Dewa Budjana. Bagi Dewa Budjana, Gatot Soenjoto bukan saja sahabat, tetapi beliau juga adalah seorang guru sekaligus orangtuanya.

Selamat jalan Gatot Soenjoto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun