Dalam buku biografinya yang berjudul "Bola itu Bundar" mantan pelatih kepala PSM Makassar, Syamsuddin Umar, sempat menyebut-nyebut nama Henk Wullems.
"Henk Wullems pernah bilang yang membedakan seorang pemain besar dengan yang biasa saja adalah disiplin dan komitmen, kalau tidak demikian, maka bersiaplah untuk tersingkir dari sepakbola,".
Kendati tidak pernah membawa Timnas Indonesia juara, Henk Wullems dikenal sebagai maestro Timnas Garuda dan sejumlah klub di Indonesia dan Belanda.
Prestasi yang paling fenomenal pria kelahiran Belanda, 21 Januari 1936 itu adalah mempersembahkan medali perak perhelatan SEA Games 1997.
Medali perak itu diraih setelah Indonesia kalah lewat drama adu penalti 2-4 di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Adu penalti dijalankan untuk menentukan siapa pemenangnya, karena sampai babak tambahan waktu 2 x 15 menit skor masih imbang 1-1 melawan Thailand.
Dramatis dan menyesakkan. Pasalnya, sejak fase grup hingga ke final, Fakhri Husaini dkk  mengalahkan semua lawan (5) yang dihadapi dengan melesakkan 15 gol dan hanya kebobolan 5 kali.
Henk Wullems juga menukangi Timnas Indonesia yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 1998. Di Grup 5 zona Asia, Garuda bergabung dengan Kamboja, Yaman, dan Uzbekistan.
Di laga perdana, Garuda melibas Kamboja dengan skor telak 8-0 di laga kandang. Lima hari kemudian, Garuda bermain seri 0-0 dengan Yaman.
Setelah itu, Indonesia hanya bermain imbang 1-1 dalam laga tandang dengan Kamboja.
Sedangkan melawan Uzbekistan, di kandang Indonesia bermain seri 1-1.Â
Sangat disayangkan, pada laga terakhirnya, Indonesia kalah 0-3 melawan Uzbekistan di laga tandang.
Klasemen akhir menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke 3 yang tak cukup untuk melanjutkan kiprahnya.
Setelah gagal, Wullems dan Timnas Garuda pun cerai, setelah itu Wullems berkiprah di PSM Makassar, Arema Malang, dan Persegi Gianyar.
Namun sosok yang mengantarkan Bandung Raya juara Liga Indonesia musim 1996/96 itu kini telah tiada.
AZ Alkmaar, mantan klub (1990-1993) yang juga pernah ditangani Wullems memberitakan Selasa (18/8/2020) kabar duka itu, pria kelahiran Haarlemer itu meninggal dunia pada Sabtu (15/8/2020) dalam 84 tahun.
Harian Belanda telegraaf menyebutkan sebelum meninggal, Wullems sempat dirawat di Rumah Sakit karena mengidap infark selebral atau penyumbatan aliran darah ke otak.
Telegraaf juga melaporkan kalau pihak keluarga Wullems akan mengkremasi jenazah Wullems di Tilburg, Belanda, pada Sabtu (22/8/2020).
Bandung Raya adalah tim Indonesia pertama yang ditanganinya semenjak Wullems menginjakkan kakinya (1995) di Indonesia, dia juga sempat menjadi pelatih di Persikota Tangerang.
Sedangkan di Belanda, selain AZ Alkmaar, dia juga sempat menangani Go Ahead Eagles, SBV Vitesse, dan NAC Breda (1972-1975).
Klub Eredivisie NAC Breda dihantarkannya menjadi juara KNVB Cup musim 1972/73.
Berduet dengan Syamsuddin Umar, Henk Wullems mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia bagi PSM Makassar pada 1999/2000.
Wullems menjadi pelatih asing pertama di Indonesia yang mengantarkan klubnya menjadi juara di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Bandung Raya menjadi juara Liga musim 1995/96 setelah mengalahkan PSM Makassar 2-0 dalam laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Hasil itulah yang mendorong PSSI menunjuk Wullems untuk menjadi pelatih Garuda.
Wullems juga mengantarkan PSM Makassar (tim yang dikalahkan 0-2 oleh Bandung Raya) menjadi juara liga kasta tertinggi di Indonesia, empat musim kemudian. Unik.
Identik dengan pelatih, sebenarnya Wullems juga seorang defender di FC Zaanstreek dan KFC di negerinya Ratu Yuliana.
"Turut berdukacita, saya baru mendengar kabar ini, saya merasa sangat kehilangan," kata pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro.
Widodo Cahyono Putro adalah salah satu pemain yang dibawa Wullems ke SEA Games 1997. Pemain lainnya di antaranya Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Nuralim, dan Bima Sakti.Â
Widodo mengaku belajar banyak hal terutama ilmu kepelatihan dari Wullems.
Bali Persegi Gianyar adalah tim terakhir Wullems yang ditukangi (2007-2008) sebelum dia kembali ke negeri kincir angin dan meninggal di sana.
Beberapa insan sepakbola Indonesia lainnya juga turut mengenang dan merasa kehilangan seorang Wullems, di antaranya Aji Santoso, Bejo Sugiantoro, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H