Kumparan.com menyebutkan petinggi-petinggi negeri yang dimaksud adalah Sandiaga Uno, Susi Pudjiastuti, Ahmad Sahroni, Ganjar Pranowo, Sri Mulyani, dan Ari Askhara.
Kreuz buatan anak bangsa ini sangat mirip dengan sepeda Brompton buatan London, Inggris.
Kalau Brompton memiliki harga hingga Rp 62 juta (sesudah masuk Indonesia), maka dari itu timbul ide untuk membuat sepeda yang memiliki prototipe yang sama dengan Brompton tapi dengan harga yang jauh lebih murah.
Harga full bike Kreuz hanya sekitar Rp 8,5 juta kata penggagas.
Kedua penggagas itu, Jujun Junaedi (37) dan Yudi Yudiantara (50) mengatakan Kreuz yang mempunyai fungsi yang sama dengan Brompton ini semuanya dikerjakan secara hand made, menggunakan bahan-bahan dalam negeri, mulai dari industri rumahan, tukang bubut, tukang plastik, dan seterusnya.
Jujun mengharapkan kreasinya dapat diapresiasi dan bahkan dikenal dunia.
Jujun juga menjelaskan Kreuz itu berasal dari kata kareeus yang berarti kebanggaan, atau Kreuz bisa juga merupakan akronim dari Kreasi Urang Sunda. *Urang=orang.
Sedangkan Kreuz dalam bahasa Jerman artinya melintas.
Tren bersepeda di masa pandemi memang membeludak untuk menjaga kebugaran tubuh, oleh karenanya segala sesuatu yang berhubungan dengan sepeda, dari penjualan, bengkel, spare part, dari berbagai merek meningkat, termasuk produk lokal.
Waktu pembuatan sebuah sepeda "Brompton Made in Bandung" dari awal hingga selesainya menurut Yudi memakan waktu antara satu hingga satu setengah bulan.
Jadi kalau ada yang memesan awal Juli misalnya, maka jadinya sepeda itu pertengahan Agustus.