Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kecerdikan Scott Parker Berbuah Tiket Promosi ke Premier League untuk Fulham

7 Agustus 2020   09:20 Diperbarui: 7 Agustus 2020   09:17 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fulham promosi (m.bola.net)


Seperti kata pepatah last but not least. Pepatah itu sangat cocok diterapkan kepada Fulham FC.

Menyusul Leeds United dan West Bromwich Albion, klub London Fulham FC bersukacita karena mereka berhasil naik promosi ke Liga Inggris musim depan.

Tim berjuluk The Cottagers itu memenangkan laga final play off melawan Brentford pada Rabu (5/8/2020) dinihari WIB di Wembley Stadium dengan skor akhir 2-1 dalam laga yang berlangsung cukup dramatis.

Betapa tidak, laga normal 90 menit skor masih imbang 0-0. Keseluruhan gol yang terjadi di laga tersebut tercipta di babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit.

Kedua gol yang memenangkan Fulham diborong oleh Joseph Edward Bryan masing-masing di menit ke 105 dan 117.

Sedangkan gol balasan Brentford diciptakan Henrik Dalsgaard di menit-menit akhir pertandingan (ke 124).

The Cottagers tidak boleh begitu saja disebut sebagai tim kacangan.

Tim ini pertama kali bermain di Liga Inggris adalah pada musim 1949/50. Semenjak itu Fulham sudah menikmati 27 musim berlaga di kasta tertinggi.

Terakhir kali mereka bermain di Liga Inggris adalah pada musim 2018/19, hanya satu musim, mereka terdegradasi.

Tampil seadanya dengan bukan para pemain bintang, namun pelatihnya Scott Parker dinilai berada di balik layar kesuksesan tim balik lagi ke Liga Inggris.

"Dia (Scott Parker) merupakan pelatih yang disegani dan pintar merajut kata-kata motivasi," ujar salah seorang punggawa tim, Lee Clark.

"Dia seorang sosok yang dekat dengan pemain. Senang rasanya dilatih olehnya," kata pemain berusia 26 tahun itu.

Memang Scott Parker digadang-gadang sebagai tokoh di belakang layar suksesnya tim ini meloncat lagi ke kasta tertinggi Liga Inggris.

Nama pria berusia 39 tahun itu adalah satu angkatan dengan nama-nama seperti Frank Lampard, Paul Scholes, atau pun Paul Gascoigne yang merupakan pilar utama Timnas Inggris.

Tampil 18 kali sebagai pemain bersama The Three Lions, Parker menjadi kepercayaan pelatih Roy Hodgson Timnas Inggris di perhelatan Piala Eropa 2012.

Pada musim 2004/05 Chelsea memboyong Parker menjadi miliknya dari klub masa kecilnya, Charlton Athletic dengan banderol 13 juta poundsterling.

Parker sempat mendapatkan penghargaan PFA's Young Player of the Year pada tahun 2004 saat dia berseragam The Blues.

Kendati bermain baik, akan tetapi sinarnya kalah terang dari Frank Lampard. Bermain di lini tengah, namun pengabdiannya tidak seberuntung Frank Lampard yang lebih banyak dimainkan.

Karenanya, pada musim berikutnya, dia memilih hijrah ke Newcastle United.

Keputusannya ternyata tepat. Selama dua musim di Newcastle Parker dipercaya memegang ban kapten.

Namun dengan alasan apa, ia lantas pindah ke West Ham United. Namun di klub London Barat itu dia gagal menyelamatkan timnya dari jurang degradasi.

Kendati demikian, Tottenham Hotspur lantas mau membeli Parker dengan dengan harga murah, 5,5 juta poundsterling.

Ternyata di tim berjuluk The Lily Whites inilah performanya kelihatan cemerlang, sehingga dia terus mendapat perhatian dari Timnas Tiga Singa. Bahkan pada saat itu, dia terpilih sebagai pemain terbaik versi suporter musim 2011/12.

Pasang gelombang kehidupan bergejolak, ketidakberuntungan kembali menghampirinya, akibat cedera yang kerap menderanya.

Kariernya di lapangan hijau tertutup oleh sinarnya Frank Lampard. Oleh karenanya, dia memutuskan untuk gantung sepatu pada tahun 2017.

Musim lalu, ketika Liga Inggris tinggal menyisakan 10 laga akhir, Parker naik pangkat menjadi manajer dari semula hanya sebagai asisten manajer.

Tugasnya adalah menyelamatkan Fulham dari jurang degradasi Liga Inggris. Ketika dia diangkat menjadi manajer (Pebruari 2019), Fulham berada di ke 19.

Nasib baik belum menghampirinya, Fulham FC dipastikan tersingkir ke kasta kedua Liga Inggris, setelah dia memimpin laga ke 5 nya sebagai manajer, karena Fulham kalah 1-4 dari Watford.

Uniknya, pada tiga laga pamungkas hingga penutupan musim, Fulham yang ditanganinya mencatat tiga kemenangan beruntun. Bukan itu saja, mereka juga mencatat clean sheet.

Cukup trenyuh, beberapa penonton masih ada yang ingat, betapa Parker berjalan mengelilingi stadion di laga terakhirnya (kandang) mendekati suporter, kendati mereka tahu mereka sudah terdegradasi, namun para suporter masih tetap loyal.

Menarik untuk disaksikan, apakah dengan naik promosinya, Fulham akan mempergunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan lebih banyak uang membeli para pemain baru?

Selamat untuk Fulham FC.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun