Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tati Sumirah, Pelajaran dari Kartini Bulutangkis yang Terlupakan

10 Februari 2020   09:02 Diperbarui: 10 Februari 2020   09:13 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejak masuk ke sini (rumah sakit), Tati belum sadar sampai sekarang (8/2/2020)," kata keponakan Tati, Reza.

Lebih lanjut Juniarto mengetuk pintu hati kepedulian pemerintah dan induk olahraga PBSI untuk kepulihan pemain yang membela Merah Putih pada 1972 sampai 1981 itu.

"Dia pahlawan bulutangkis yang telah mengharumkan nama bangsa," tutur Juniarto.

Setelah wanita kelahiran Jakarta, 9 Pebruari 1952 itu gantung raket pada 1981, kehidupan Tati selalu tidak beruntung.

Tati sempat melamar menjadi pelatih di PB Tangkas Jakarta. Tapi klub menolak tawaran Tati karena dinilai Tati tidak berbakat sebagai pelatih.

Untuk bernapas, selepas gantung raket, Tati bekerja di sebuah apotek di Jakarta Selatan. Apotek  yang terletak di wilayah Tebet itu adalah milik salah seorang penggemar bulutangkis. Pekerjaan itu ia jalani selama 20 tahun. 

Pekerjaan ini adalah satu-satunya nafkah penyambung hidup untuk keluarga. Nama sohor Tati pun perlahan-lahan mulai hilang.

Ditambah dengan uluran tangan dari keluarga, Tati yang belum pernah menikah, tinggal di rumah sederhana di kawasan Buaran, Jakarta Timur. Di sana ia tinggal bersama dua orang lainnya, yaitu adik bungsunya yang juga belum pernah menikah, dan ibu Tati yang sudah memasuki usia 86 tahun.

Tati jauh dari perhatian pemerintah maupun PBSI.

"Ngurusin orangtua sehari-hari," tutur Tati.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat dihindari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun