Duka Iran semakin bertambah. Setelah terbunuhnya Jenderal mereka Qassem Soleimani atas perintah Presiden AS Donald Trump, Iran sempat membalas dengan menembakkan 22 rudal mereka ke pangkalan militer AS, namun tidak ada korban jiwa.
Iran pun merasakan penyesalan yang mendalam karena secara tidak sengaja mereka merudal pesawat komersil Boeing 737-800 milik Ukraine International Airlines dan menewaskan 176 penumpang dan awak pesawat, 140 di antaranya adalah warga Iran sendiri.
Rezim Iran mendapatkan tekanan yang berat dari dalam dan luar negeri. Ribuan massa, Sabtu (12/1/2020), dan Minggu (13/1/2020) berunjuk rasa menyatakan kemarahan mereka atas tragedi tersebut.
Selain seruan agar mereka yang bertanggung jawab atas insiden itu mengundurkan diri, Iran juga kehilangan aset mereka.
Kimia Alizadeh, wanita Iran yang meraih medali perunggu di Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016 lalu, dikabarkan hengkang dari negaranya.
Alizadeh merupakan perempuan pertama dan satu-satunya asal Iran yang berhasil mengantongi medali dari Olimpiade. Dari olahraga taekwondo kelas 57 kg.
News.co.uk menyebutkan kaburnya wanita berusia 21 tahun tersebut karena Alizadeh merasa diperlakukan tidak adil kepada dirinya dan kepada wanita Iran lainnya.
"Mereka (pemerintah Iran) sudah mempermainkan wanita Iran selama bertahun-tahun, kami melawan. Wanita bagi mereka hanya sebagai alat saja. Wanita tidak penting bagi mereka" ujar Alizadeh.
Wanita kelahiran 10 Juli 1998 di Karaj, Iran tersebut tidak memberitahukan kemana dia akan kabur. Namun kantor berita ISNA mengatakan, Sabtu (11/1/2020), Alizadeh pergi ke Belanda.
Kantor berita ISNA merupakan sebuah kantor berita pelajar yang dipunyai pemerintah Iran.
Alizadeh cuma menyebutkan kalau dia pergi ke Eropa.