Bagi Anda yang beragama Kristen dan Anda yang merayakannya, barangkali kita sudah sering atau setidaknya pernah diberi hadiah Natal. Atau tukar kado.
Hari Natal dan akhir tahun sebaiknya dimanfaatkan untuk cuti atau melepaskan kepenatan setelah rutin bekerja selama setahun.
Berkaitan dengan olahraga, di kala di negara-negara Eropa, Amerika, atau negara lainnya rehat dan merayakan sukacita Natal bersama keluarga, namun tidak di Inggris dan Israel.
Inggris dan Israel justru mereka menggelar laga di hari seputar Natal.
Semula "Boxing Day" di Inggris adalah pemberian kado atau uang yang dimasukkan ke kotak-kotak (box) pada tanggal 26 Desember, atau sehari setelah hari kelahiran Yesus Kristus.
Para tuan, bos, atau majikan memberi libur kepada pelayan, buruh, atau karyawannya pada tanggal 26 Desember, karena mereka telah memberikan pelayanan kepada tuannya selama setahun atau pada hari Natal.
Namun dalam perkembangannya, Boxing Day itu dimeriahkan juga oleh laga-laga sepakbola. Laga-laga sesudah Natal tersebut dimaksudkan agar mereka yang sedang merayakan Natal di rumah masing-masing dapat juga duduk menyaksikan hiburan main bola sembari mencicipi aneka snack Natal.
Selain itu, jika suatu tim menang, maka kemenangan itu adalah kado bagi para penggemarnya.
Ada juga keyakinan, jika suatu tim memenangkan laga di Boxing Day, maka selanjutnya tim tersebut bakal melaju mulus di kompetisi yang diikutinya.
Tradisi memainkan sepakbola di Inggris itu dimulai pada tahun 1963. Kendati tidak sedikit anjuran agar tradisi seperti ini dihapus saja karena itu merupakan suatu bentuk perbudakan.
Para pemain yang seharusnya merayakan Natal, lantas menjadi seperti pahlawan. Mereka menghibur para pemirsanya di rumah yang juga merayakan sukacita saat menonton TV di rumah, ataupun langsung di stadion.