Memasuki musim hujan di beberapa tempat di Indonesia banyak ditemukan adanya ular kobra dan memasuki rumah warga.
Sementara banyak berita di media massa soal keluarnya dan ditemukannya ular-ular tersebut, saya percaya hal tersebut memang terjadi.
Menurut sumber yang saya baca, fenomena ini disebabkan karena beberapa wilayah di Indonesia baru saja memasuki musim penghujan setelah dilanda kemarau yang panjang.
Oleh karenanya, telur-telur ular kobra dapat menetas dengan sempurna.
"Warga Citayam menemukan 26 anak ular kobra" Demikian salah satu judul berita tentang fenomena keluarnya ular-ular kobra pada tibanya musim hujan.
Seperti warga Citayam, Bogor, Jawa Barat, yang gelisah karena anak-anak kobra memasuki pekarangan rumah mereka (pada 8 Desember) lalu, fenomena ini wajar, karena menurut ilmu pengetahuan, ular kobra suka tempat yang lembab dan anak-anaknya menetas di kala musim hujan. Sedangkan musim kawin ular-ular terjadi saat musim kemarau.
Selain warga Citayam, beberapa warga lainnya di Jember, Sukabumi, Klaten, Bali, Yogyakarta dan Jakarta dikejutkan oleh munculnya ular-ular berbahaya tersebut.
Bukan saja melihat dan mendengar fenomena soal kobra yang masuk rumah, saya pun jadi saksinya. Dan juga tetangga saya.
Hujan baru saja reda, terdengar kurir Gojek di depan pagar rumah berteriak, "paket...!"
Saya yang mendengar teriakan itu segera menghampiri. Sebelum mendekati sang kurir Gojek, saya terkejut karena di halaman rumah terlihat seekor anak kobra dengan panjang sekitar 25-30 cm dan lingkar diameter 2 cm merayap di halaman.
"Sebentar mas, ini ada ular," kata saya kepada kurir Gojek.