Biasanya memasuki dua bulan sebelum akhir tahun, kita sudah memasuki musim penghujan, namun badan yang berwewenang mengenai masalah ini, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mengatakan baru sekitar 16 persen daerah di tanah air yang sudah memasuki musim penghujan ini, medio Nopember 2019.
Menurut BKMG hal tersebut dikarenakan karena adanya dipole mode dan el nino yang mengakibatkan bahkan ada daerah yang belum hujan-hujan selama lebih dari enam bulan.
Ya, itulah sebab musabab terlambat datangnya musim hujan di beberapa daerah di tanah air. BKMG bahkan mengatakan seharusnya bulan Oktober sudah ada hujan. Keterlambatan turunnya hujan di beberapa daerah berkisar dari satu bulan, sampai mencapai 200 hari tidak ada hujan.
BKMG menyebutkan wilayah di pulau Jawa yang sudah hujan hingga medio Nopember adalah Sukabumi, Bandung, dan Bogor (ke semuanya di bagian barat).
Daerah-daerah yang disebutkan BKMG belum mendapatkan hujan hingga 200 hari, atau tujuh bulan hingga 8 bulan dimaksud adalah wilayah Jawa Timur di bagian timur dan tengah, jalur Pantura serta daerah Banten Utara.
Deputi Klimatologi BMKG, Adi Ripaldi, pada Jum'at (29/11/2019) di Graha PNPB, Jakarta Timur, menjelaskan, wilayah yang paling panjang tidak turun hujan adalah wilayah Rambangaru, Nusa Tenggara Timur (lebih dari delapan bulan).
Selain menyebutkan wilayah barat Jawa, Adi juga menyebutkan wilayah yang intensif turun hujan adalah Kalimantan dan Sumatera.
Untuk wilayah Jakarta, Adi menyebutkan hujan sudah turun tapi belum intensif. Seperti yang Anda alami bagi Anda yang berada di wilayah ibukota ini. Hujan sudah ada, disertai awan mendung.
Hujan, apalagi hujan lebat sering menimbulkan kesan dan cerita yang berkesan, bagi kita atau terlebih lagi bagi para seniman, yang menulis dalam lagu atau puisi atau pun cerpen yang berkaitan dengan hujan.
Kian berkesan bagi para seniman jika hujan deras itu disertai kilat yang saling sambar menyambar, di malam hari.
Peribahasa "sedia payung sebelum hujan", tentu istilah ini berangkat dari soal ujian.