Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mampukah Praveen/Melati Mencuri Gelar di Denmark?

20 Oktober 2019   07:52 Diperbarui: 20 Oktober 2019   13:13 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen/Melati, final kedua tahun ini (tribunnews.com)

Sementara Hendra/Ahsan menang tiga gim atas pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan 21-19, 19-21, dan 21-15. 

Cedera yang dialami Ahsan, menurut Herry, sempat mengganggu konsentrasi permainan, terutama pada gim kedua.

Herry pun memberikan arahan.

Hendra mengatakan kunci kemenangannya adalah fokus di laga.

Sementara itu, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil menembus final BWF 750 untuk kedua kalinya. Di empat besar, Sabtu (19/10/2019), Praveen/Melati menang mudah atas ganda Taiwan, Wang Chi Lin/Cheng Chi Ya dengan skor 21-12, dan 21-12, dalam tempo 27 menit. Odense Sportspark.

Beberapa waktu lalu, ganda nomor 7 dunia Praveen/Melati menjadi runner-up di Japan Open 2019 BWF 750.

Head to head antara Praveen/Melati kini menjadi 3-0 atas lawan yang dikalahkannya di semifinal Denmark Terbuka 2019. Terakhir mereka bersua, Praveen/Melati menang tiga gim, 21-18, 12-21, dan 21-11 di Australia Terbuka 2019. Kemenangan tiga kali beruntun.

Wang/Cheng merupakan unggulan pertama di Denmark Terbuka ini, sedangkan Praveen/Melati unggulan keenam.

Di final, Minggu (20/10/2019), telah menunggu Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping dari Cina. Di semifinal, Wang/Huang menyingkirkan Seo Seung Jae/Chae Yu Jung dari negeri ginseng Korea Selatan.

Bagi Praveen, kemenangan di empat besar atas Wang/Cheng memicu semangatnya untuk bersuara lebih banyak lagi di final. Tahun ini, Praveen/Melati belum pernah mendapatkan gelar juara. "Ini motivasi kami," ujar Praveen.

Seperti kemenangan-kemenangan lainnya, bulutangkis kerap menjadi obat luka bangsa bagi perang saudara di tanah air. Sidang MPR tahun 1968 sempat dihentikan, karena kabar Rudy Hartono menjadi juara All England, cikal bakal Rudy mencatatkan namanya di Guinness World of Book Records sebagai orang Indonesia pertama yang mengukir namanya di Guinness.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun