"Saya selalu matang bersiap jelang laga. Saya sadar tugas saya adalah mencetak gol," kata Lukaku. Lukaku sempat merinding memulai debutnya di laga perdana melawan Lecce. "Seluruh keluarga saya hadir menyaksikan saat itu," katanya.
Lukaku menyebut La Beneamata sebagai tempat yang spesial, semenjak dia hadir di kota mode dia merasakan atmosfer yang yang sangat spesial. "Saya rasa kami dapat meraih hal yang besar di musim ini. Kami harus teruskan kerja keras, jalan kami masih panjang, kami harus fokus mencapai hasil yang terbaik," ujarnya.
Kendati dia dileceh, akan tetapi pemain berusia 26 tahun tersebut dapat melaksanakan tugasnya sebagai algojo penalti dengan sempurna.
Lukaku angkat bicara mengenai tindakan rasis. Sepakbola harusnya permainan yang harus dinikmati bersama, banyak pemain menderita serangan rasial, "Saya juga, seharusnya kami tidak menerima diskriminasi yang membuat malu ini," tulis Lukaku di Instagram.
Lukaku juga berharap seluruh dunia mengecam keras semua kasus diskriminasi.
"Platform media sosial harus dibenahi agar tidak ada lagi komentar yang bersifat rasis, kami sudah imbau ini bertahun-tahun tapi tidak ada tanggapan" ujarnya.
Tercatat dalam sebulan terakhir, dua pemain mendapat serangan rasis di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram). Mereka adalah striker muda Chelsea, Tammy Abraham dan Gelandang The Reds Devils, Paul Pogba.
Marcus Rashford juga sami mawon, rasialis.
Kembali ke Jadon Sancho. Pemain muda ini menegaskan, jika tindak rasial tidak dihentikan, maka rasa cinta mereka terhadap sepakbola bisa hilang. "Ini harus dihentikan. Sulit untuk melihat kondisi ini. Mengapa kita harus bermain sepakbola?," ujar pemain Die Borussen yang tengah bersinar.