Lanjutan laga Liga 1 Shoppee pekan ke 13 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Sabtu (10/8/2019) malam WIB antara tuan rumah Persebaya Surabaya melawan Madura United FC berakhir imbang 2-2.
Dalam laga ini, Madura leading terlebih dahulu lewat Beto Goncalves di menit ke 11.
Persebaya menyamakan kedudukan di menit ke 42 melalui Amido Balde. Beto membuat Madura unggul 2-1 di menit ke 66. Pemain naturalisasi asal Brasil itu mengukirnya lewat titik putih.
Di menit ke 79 kembali terjadi penalti, tapi kali ini hadiah tersebut diberikan kepada Persebaya. Maju sebagai eksekutor, Irfan Jaya melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kedudukan jadi imbang 2-2.
Laga seri di atas merupakan laga seri keenam bagi tim yang dijuluki "Bajul Ijo". Bahkan, Bajul Ijo merupakan tim yang terbanyak menciptakan hasil imbang sampai sejauh ini di Shoppee Liga 1.Â
Teristimewa, inilah imbang kelima ketika Persebaya bermain di kandang.
Djadjang Nurdjaman yang menjadi pelatih Persebaya sejak setengah musim yang lalu mengakui timnya bermain buruk dalam derbi Jatim tersebut. Irfan Jaya dkk dikatakan terlambat panas dan sering dicolong serangan balik oleh Madura.
Persebaya sebenarnya memiliki peluang meraih tiga poin, pasalnya Madura turun tanpa kekuatan penuh dari beberapa pemain andalan.
"Babak kedua kami dapat menyamakan kedudukan, ada dua tiga peluang yang seharusnya menjadi gol, tapi luput. Hal ini sangat mengecewakan kami," ujar mantan pelatih Persib Bandung itu.
Alhasil, hasil seri itu Bajul Ijo turun ke peringkat ke tujuh klasemen. Dari 13 laga baru mengoleksi 18 poin (4 menang, 3 kalah, 6 seri).
Djanur, sapaan akrab mantan pemain Persib itu boleh mengemukakan alasannya bermain buruk dan berharap ke depannya dapat lebih memperbaiki lagi.
Namun, sepakbola tak mengenal kasihan.
Hasil laga di atas tidak hanya berhenti sampai di situ, ternyata hasil seri 2-2 melawan Madura berbuntut panjang.
Djanur dipecat!
Manajer Persebaya, Candra Wahyudi mengatakan, evaluasi sudah diberikan menyusul permainan Persebaya yang bermain tidak memuaskan. "Kami sudah memberikan kesempatan pelatih memperbaiki kesalahannya, tapi kami tak jua mendapatkan hasil yang memuaskan," ujar Candra beberapa saat usai laga, dan Bajul Ijo langsung mendepak pria berumur 60 tahun itu.
Sebagai pengganti, Bajul Ijo mengangkat Bejo Sugiantoro sebagai caretaker ketika Surabaya bertandang ke markas Arema FC, Kamis (15/8/2019).
Djadjang Nurdjaman sebenarnya pelatih yang bagus. Pada pertengahan musim lalu, Persebaya hampir terjun ke zona degradasi. Lantas Djadjang didatangkan. Di tangan Djadjang, Persebaya menjauh dari degradasi, dan finis di peringkat lima Liga 1 2018. Di tangannya, Persebaya juga masuk final Piala Presiden.
Djadjang saat itu dipungut Persebaya, usai Djadjang menganggur. Djadjang sebelumnya juga dipecat PSMS Medan, karena mengantarkan tim yang dijuluki Ayam Kinantan itu akhirnya bahkan terdegradasi.
Namun, sebelumnya, Djadjang mengangkat PSMS Medan masuk menikmati Liga 1 2018. Naik promosi dari Liga 2.
Meski tidak ada pernyataan langsung Djadjang, tapi artikel di situs resmi, Djadjang menerima keputusan pemecatan dirinya.
"Djanur menerima keputusan, dia menyatakan bertanggungjawab atas penampilan Persebaya. Djanur sudah memberikan sumbangsih bagi kami. Kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Manajemen memerlukan pelatih baru untuk mendongkrak performa, dan tetap menjaga peluang juara," demikian pernyataan manajemen Persebaya Surabaya di situs resmi.
Disimak lebih lagi, Djanur sudah dua kali menerima ultimatum dari manajemen Persebaya atas rentetan hasil buruk laga. Djanur sempat masih beruntung dikarenakan timnya sempat menang dua kali, ia masih aman.
Dalam konferensi pers beberapa saat setelah laga, Djanur memberikan pernyataan dengan mata merah. Stopper Andri Muliadi yang ikut mendampingi, tak kuasa menahan isak tangis, berbarengan dengan Djanur yang terlihat beberapa kali menundukkan muka.
Suporter Persebaya, atau yang dikenal dengan Bonek yang kecewa dengan hasil buruk usai laga pekan ke 13 itu bergerombol di depan pintu keluar Stadion, mereka menghadang bus yang membawa para pemain Persebaya dan keluarganya.
Bonek melempari bus yang terhambat keluar Stadion Gelora Bung Tomo dengan kemasan botol air mineral, sembari mereka berteriak menginginkan perwakilan manajemen Persebaya untuk keluar menemui mereka. Beberapa Bonek terlihat menggebrak kaca bus. Namun tak satu pun perwakilan dari manajemen yang keluar.
Bus bahkan sempat terhenti karena orang-orang dengan jumlah yang cukup banyak terus mendekati tiga bus. Satu bus berisi para pemain dan pelatih, satu bus keluarganya, dan satu bus lagi membawa peralatan olahraga.
Djanur mengatakan, begitu dia turun dari bus, manajer langsung memberhentikan dirinya sebagai pelatih.
"Manajer yang mengatakan saya dipecat, saya berterimakasih dan mohon maaf atas kerjasama selama ini, saya akan langsung pulang ke Bandung hari ini," kata Djanur, Minggu pagi (11/8/2019).
Ini sebuah kabar yang mengagetkan, mengingat Persebaya tidak kalah, cuma seri lawan Madura. Sebelum bentrok juga tidak ada sinyal Djanur akan diberhentikan kalau gagal menang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H