Sepakbola sudah sering menciptakan drama. Drama yang indah bagi sang pemenang. Namun, di sudut lain, drama itu bisa juga berupa air mata. Hal sedemikian sudah sering terjadi di jagad dunia persepakbolaan.
Seperti yang teranyar, pemain Uruguay Luis Suarez dibasahi air mata olehnya. Timnya, Uruguay justru ditaklukkan oleh Peru, yang dianggap sebagai tim terlemah yang menghuni perempatfinal Copa America 2019.
Jurnalis Daily Mail Martin Samuel berkata, tidak ada pena untuk menulis naskah yang dapat menandingi haru biru drama yang terjadi di dunia persepakbolaan. Termasuk di sana adalah di ajang Copa America 2019.
Bisa dibayangkan, Luis Suarez adalah pemain yang paling disorot terutama setelah absennya Neymar Junior karena cedera di perhelatan negara-negara Amerika Selatan plus 2019.
Luis Suarez dikenal sebagai predator yang sangat garang. Coba Anda kenang pada peristiwa di Piala Dunia 2014 lalu. Bahkan saat itu, Luis Suarez menggigit bek Italia Giorgio Chiellini.
Ia sudah memberikan 58 gol buat negaranya. Sedangkan untuk klub, ia memberikan 25 gol bagi Barcelona.
Suarez sempat membobol gawang, tapi cuma sekedar membobol. Gol ini dianulir, setelah melihat VAR, Suarez sudah offside.
Laga normal pun berakhir dengan 0-0. Lanjut ke babak adu penalti.
Sang jagoan yang sarat pengalaman, Luis Suarez ditunjuk sebagai algojo pertama. Namun, di sinilah cikal bakal sang predator menangis. Kiper Peru Pedro Gallese mampu menepis bola sepakan predator.
Celakanya lagi, dari sepuluh eksekutor penalti, cuma Suarez yang satu-satunya gagal!
Barangkali sepanjang tahun 2019 ini adalah hari paling malang bagi sang predator. Di angannya ia sudah terbayang akan mengangkat tiga trofi. Yang pertama, ia gagal mengangkat trofi karena klubnya Barcelona didepak Liverpool di semifinal Liga Champions. Yang kedua, Barcelona juga gagal di final Copa del Rey karena dikalahkan Valencia.