Siapa dalang usaha percobaan pembunuhan? Seperti merebak diberitakan tentang adanya upaya pembunuhan yang akan dilakukan kepada empat pejabat negeri ini dan seorang pimpinan Lembaga Survei.
Bolehkah publik mengetahui siapa mereka yang diarahkan untuk dibunuh itu. Pihak kepolisian belum mau mengungkapkan yang menjadi sasaran, tapi yang jelas bukan Presiden.
Publik sangat sulit untuk sekedar ingin tahu, tapi informasi yang ada sangat minim sekali di media.
Publik barangkali cuma bisa menganalisa, sembari mencari keterangan-keterangan dari berbagai informasi di manapun.
Tokoh nasional di negeri ini banyak, apakah tokoh nasional yang dimaksud adalah pendukung 01 atau 02. Jika pun tokoh nasional yang dimaksud adalah pendudung 01, tetap saja masih sulit untuk dianalisa. Siapa orangnya?
Analisa publik pun mulai berkembang ke arah motif. Motif apa yang melatarbelakangi dalang untuk melakukan pembunuhan. Hal ini disebabkan karena pihak kepolisian belum mau menjelaskan secara spesifik.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan sudah mengetahui siapa dalangnya. Tapi Wiranto meminta untuk menanti hasil dari pemeriksaan kepolisian.
Menurut Wiranto, rencana pembunuhan terhadap tokoh nasional dari dulu selalu ada, tapi Wiranto memuji aparat keamanan yang bertindak cepat.
"Dari dulu selalu ada," kata Wiranto tentang upaya pembunuhan petinggi negara.
Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan sudah menciduk enam orang terkait rencana pembunuhan tersebut. Keenam orang yang disebut sudah berpengalaman bertugas masing-masing untuk eksekutornya, pemasok senjata, penadah, hingga yang memerintahkan. "Mereka sudah mensurvei terlebih dahulu rencana itu," kata Iqbal.
Dua dari enam tersangka, yakni TJ dan HK, menurut Iqbal sudah menerima uang imbalan untuk membunuh empat petinggi nasional. Iqbal mengaku sudah mengetahui orang yang memberi uang kepada TJ dan HK tersebut. Tapi Iqbal belum mengungkapkannya ke publik.
Lalu, apakah dalangnya orang yang sakit hati karena kalah dalam kontestasi politik?
Rencana aksi pembunuhan yang direncanakan pada saat aksi 22 Mei itu mendapat tanggapan dari kubu BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi.
Juru bicara BPN Ahmad Riza Patria, mengatakan hanya orang gila saja yang berani berbuat kriminal seperti itu. BPN juga tidak yakin pada keterangan dari polisi yang menyebutkan ada kelompok yang merencanakan pembunuhan kepada empat petinggi nasional dan seorang pimpinan Lembaga Survei. Riza mengatakan tidak mungkin ada dari perusuh yang mempunyai nyali besar untuk melakukan pembunuhan cuma karena politik.
"Tidak mungkin karena berbeda haluan dan politik ada seseorang yang berniat membunuh," katanya.
Tahun politik.Â
Ditandai yang terutama adalah adanya Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg 2019.
Tapi pesta demokrasi yang seharusnya menjadi pesta hak bangsa Indonesia, malah berdampak kepada kerusuhan serta tercerai berainya persaudaraan anak-anak bangsa.
Dan yang terakhir, tertangkap dan terungkapnya sesuatu yang berada di luar nalar kita. Rencana pembunuhan dengan motif politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tahun politik sudah dimulai semenjak memasuki masa kampanye Pilpres dan Pileg. Dimana saat itu kita mendengar adanya istilah-istilah kampanye hitam, hoaks, dan juga sebaran fitnah untuk menjatuhkan lawan politik dengan segala cara.Â
Segala cara ini terus kontinyu berlangsung hingga sekarang. Kondisi panas politik lantas ditunggangi oleh para pembunuh bayaran. Mereka menciptakan suasana tidak damai dan keretakan bangsa.
Seharusnya, seusai pemilu, antar saudara sebangsa harus hidup rukun kembali, bersatu seperti dahulu.
Seyogyanya juga kita mulai kembali fokus membangun bangsa demi kejayaan dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Politikus yang bertarung harus benar-benar mempunyai sikap dewasa. Memiliki etika politik. Siap kalah dan siap menang. Dengan demikian suasana panas dapat dinyamankan.
Kita serahkan saja kasus ini kepada Kepolisian.
Empat tokoh itu dibeberkan
Dari tayangan TV, sore (Selasa, 28/5), Kepala Kepolisian RI, Jenderal Polisi Tito Karnavian membeberkan keempat tokoh yang diincar untuk dibunuh itu. Keempat tokoh tersebut adalah Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Polhukam Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, dan staf khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Satu sasaran lagi, pimpinan Lembaga Survei, namanya belum diungkapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H