Entah mengapa Manchester City di tangan Pep Guardiola yang secara kasat mata ganas di semua ajang, mereka dibekap tuan rumah Tottenham Hotspur 0-1 di leg pertama delapan besar Liga Champions 2019 pekan lalu.
Pep Guardiola sangat dikagumi oleh pelatih Chelsea, Maurizio Sarri. Menurut Sarri, Guardiola adalah pelatih terbaik sedunia. Guardiola tidak dapat dibandingkan dengan pelatih manapun, termasuk dirinya.
Jika melihat statistik tim yang paling hebat di Liga Champions sekarang, tak pelak Manchester City lah yang layak menjadi yang terbaik. Dari soal dominasi bola, ketepatan operan, tembakan, hingga jumlah gol yang dibuat.
Namun, nyatanya, City di tangan Guardiola keok dari Hotspur pekan lalu.
Apa yang terjadi?
Reputasi Guardiola sebagai pelatih memang gemilang. Guardiola menjadi pelatih termuda (38 tahun) yang memenangi juara Liga Champions.
Satu dekade lalu, Guardiola membawa Barcelona mengangkat trofi Piala Champions. Dengan demikian, Barcelona di tangan Guardiola mencatat treble gelar.
Pada saat itu, Barcelona di tangan Guardiola kebobolan 35 gol. Ini merupakan jumlah kebobolan terbanyak selama pria asal Spanyol itu berkarier sebagai pelatih. Namun kemudian, Barcelona lantas merebut treble.
Pada saat kalah pekan lalu dari Hotspur, tidak seperti biasanya, Guardiola menerapkan strategi defensif. Hal tersebut mengundang kritikan dari pecinta sepakbola.
Mengaca kepada laga di jeda antara kedua leg, Manchester City menundukkan Crystal Palace 3-1 di Premier League. Sedangkan Tottenham Hotspur menang 4-0 atas Huddersfield Town di Premier League juga.
Leg kedua delapan besar Liga Champions, Son dua gol