Intimidasi atau ancaman tentu berdampak buruk terhadap kualitas suatu pertandingan. Dengan adanya intimidasi terhadap wasit, wasit menjadi kurang leluasa dan berdaulat dalam mengambil keputusan di jalannya laga di lapangan.
Kepala Satgas Antimafia Bola DIY, Kombes Hadi Utomo belum dapat menjelaskan bentuk intimidasi dan ancaman seperti apa, sebab hal itu menjadi materi penyelidikan kepolisian.
Ancaman atau intimidasi menurut Taufiqurrahman (penasehat hukum Irham) dalam bentuk antara lain agar bisa naik ke Liga 1, supaya lolos ke babak berikutnya. Yang intinya untuk kepentingan klub-klub tertentu di Liga 2.
"Intimidasi terjadi hampir di semua laga Liga 2, banyak klub yang terlibat," kata Irham.
Tidak sampai disitu, Komisi Disiplin PSSI kini juga tengah mendalami kasus pencekikan yang dilakukan oleh mafia bola kepada mantan pelatih Kalteng Putra, Kas Hartadi.Â
Mengenai masalah itu, Komisi Disiplin PSSI telah menerima kabar dari mantan manajer Persekam Metro FC, Bambang Surjo. Komdis PSSI lantas meminta konfirmasi kepada Kas Hartadi seperti yang dilaporkan Bambang Surjo bahwa mantan pelatih Kalteng Putra itu telah dicekik oleh seorang mafia bola ketika Kalteng Putra bentrok PSS Sleman di laga Liga 2, September 2018 lalu.
Setelah insiden pencekikan itu, PSS Sleman menang 1-0 atas Kalteng Putra.
Akan tetapi, mantan pelatih Kalteng Putra itu membantah bahwa dirinya telah dicekik mafia bola. "Saya malah bingung, kapan saya dicekik," katanya. Iapun tidak tahu menahu pemain atau siapa saja yang berupaya mengatur laga Kalteng Putra.
Oleh sebab itu, menurut Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, karena informasi tersebut berasal dari Bambang Surjo, oleh karenanya harus dicari tahu darimana Bambang memperoleh keterangan itu.Â
Asep Edwin tidak begitu saja percaya pada pengakuan Kas Hartadi, pihaknya akan terus mendalami kasus ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H