Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola

Siapa Sangka Sriwijaya dan Rahmad Darmawan Kini Terpuruk?

14 Desember 2018   03:45 Diperbarui: 14 Desember 2018   05:59 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetisi sepakbola Liga 1 Gojek telah selesai, dengan menghasilkan juara untuk musim 2018 yakni Persija Jakarta. Dan tiga tim yang terdegradasi ke Liga 2 yaitu PSMS Medan, Mitra Kukar dan Sriwijaya FC. Siapa memprediksi Sriwijaya akan terdegradasi?

Semula, Sriwijaya FC yang dulunya bernama Persijatim Jakarta Timur, lalu pada tahun 2004 diambil alih oleh Pemprov Sumatera Selatan. 

Sriwijaya FC tercatat pernah tiga kali menjuarai kompetisi liga 1 pada musim 2007-2008 dan 2012, tiga kali pula meraih juara Piala Indonesia pada tahun 2007-2008, 2009, dan 2010.

Prestasi Laskar Wong Kito selanjutnya menjadi juara Piala Gubernur Kaltim, sesaat menyongsong musim kompetisi 2018. Siapa mengira di kompetisi sesungguhnya Laskar Wong Kito menjadi jeblok.

Tim yang terakhir dilatih Angel Alfredo Vera ini degradasi ke Liga 2 untuk musim depan bersama dengan Mitra Kukar dan PSMS Medan.

Semangat awal membara Laskar Wong Kito ditunjukkan dengan memanggil Rahmad Darmawan, yang kala itu melatih T-Team di Malaysia untuk memantapkan hasrat mereka menjuarai kompetisi 2018. Mereka menatap musim kompetisi 2018 untuk juara.

Rahmad Darmawan yang diangkat menjadi pelatih Sriwijaya lantas membeli sejumlah pemain mapan untuk memperkuat Laskar Wong Kito seperti Alfin Tuasalamony, Hamka Hamzah, Esteban Vizcarra, dan pemain asal Mali Makan Konate.

Lanjut, musim Pilkada pun tiba. Dodi Alex Noerdin selaku Presdir PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) yang menjadi naungan klub, turut serta bersaing untuk menjadi Gubernur Sumatera Selatan. Langkah Laskar Wong Kito mulai tersendat.

Angin pun berembus menceritakan soal telatnya pembayaran gaji para pemain dan staf pelatih. Rahmad Darmawan dan beberapa pemain hengkang dari Sriwijaya.

Di penghujung akhir putaran pertama itu duplomatis dikatakan bahwa hengkangnya para pemain dan pelatih itu karena merupakan hasil evaluasi prestasi. Kabar burung mengatakan kondisi finansial Sriwijaya sedang kepayahan.

Alfin Tuasalamony, Makan Konate, dan Hamka Hamzah hengkang ke Arema FC.

Kondisi Sriwijaya semakin parah dengan gagalnya Dodi dalam Pilkada. Sesudah kalah, Dodi mundur dari kepengurusan Sriwijaya.

Dodi lantas menyerahkan manajemen Sriwijaya kepada Muddai Madang selaku Dirut PT SOM.

Kepergian Rahmad Darmawan digantikan Subangkit sebagai pelatih.

Dilatih Subangkit, Laskar Wong Kito bukannya membaik, namun mereka semakin terpuruk. Mereka bolak balik berada di papan bawah, tidak mempunyai persaingan juara.

Perbaikan di tubuh tim yang dilakukan manajemen Sriwijaya dengan menghadirkan pemain seperti Alan Henrique dan Goran Gancev tidak bisa menolong.

Subangkit pun kemudian dipecat. Lantas kepelatihan digantikan oleh Angel Alfredo Vera. Vera yang asal Brasil ini pada putaran pertama menangani Persebaya Surabaya. Namun ditangannya, Sriwijaya tetap berpenampilan buruk.

Lebih parah lagi, hingga masa-masa akhir kompetisi Sriwijaya berada di zona berbahaya klasemen.

Puncak kesedihan bagi Laskar Wong Kito pecah  ketika pada laga terakhir yang berlangsung Minggu (9/12/2018), mereka ditundukkan 1-2 oleh Arema FC. Suasana menjadi hening dan berurai air mata. Mereka harus turun kasta ke Liga 2 di musim depan.

Usai laga yang dihelat di Stadion Kanjuruhan Malang itu, pelatih Vera mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas kekalahan itu. Padahal kalau lah Sriwijaya menang, mereka lolos dari zona merah.Sriwijaya bahkan unggul terlebih dulu dalam mencetak gol.

Muddai Madang pun memohon maaf kepada para penggemar Sriwijaya dan masyarakat Sumatera Selatan atas hasil yang sangat mengecewakan.

Muddai Madang selaku pemilik mayoritas andil PT SOM merasa dirinya yang paling bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi.

Kendati telah menguras banyak pikiran, tenaga serta finansial, tapi akhirnya Tim Muddai Madang harus turun kasta.

"Apa mau dikata, naik turun kasta merupakan seni dalam sepakbola" katanya.

Untuk ke depannya, Muddai bertekad akan fight untuk mengembalikan Laskar Wong Kito ke kelompok elite lagi.

Rahmad Darmawan pun tak kalah pedih dengan tim yang pernah dilatihnya, bersama tim yang dilatihnya di putaran kedua, Mitra Kukar pun jatuh ke dasar klasemen dan juga turun kasta ke Liga 2.

Rahmad Darmawan yang sebelumnya merupakan jaminan mutu untuk menang, kini terpuruk.

RD pernah membawa Persipura Jayapura juara Liga pada tahun 2005. Tahun 2007-2008, di bawah RD Sriwijaya juara. Di musim itu juga Sriwijaya juara Piala Indonesia.

Di tangan RD, Laskar Wong Kito juga juara di musim 2008-2009, 2008-2010. Karena prestasinya tersebut RD lantas diangkat menjadi pelatih Timnas Garuda U-23 untuk SEA Games 2011 dan 2013. Pada saat itu, Indonesia meraih medali perak.

RD menjadi rebutan klub-klub elit.

Lantas pulang dari Malaysia, RD seperti sirna.

Setelah kondisi yang terjadi pada Sriwijaya, RD lantas menukangi Mitra Kukar di bulan Juli 2018.

Namun, di tangannya, Mitra Kukar mengalami 11 kali kekalahan, satu seri dan cuma lima kali menang.

RD merasakan pedih bersama timnya.

Di laga terakhir kontra Persija Jakarta, mereka kalah 1-2 Minggu (9/12/2018) di GBK.

Drama kehidupan adalah lumrah terjadi. Ketika ditanya apa langkah selanjutnya bagi RD. RD mengatakan akan introspeksi dan akan sekolah lagi.

Kapan Sriwijaya FC dan Rahmad Darmawan akan bangkit lagi dan bersaing elit di persepakbolaan negeri ini? Kami menunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun