Kampung Cikadu perlahan namanya tenar, seiring keberhasilannya mengembangkan batik. Badak dan lesung jadi motif ciri khas, yang diangkat menjadi ikon baru Pandeglang.
Tradisi membatik memang identik dengan kota Pekalongan, Jogja, atau Solo. Namun kreativitas membatik, belakangan telah ditekuni masyarakat Pandeglang, Banten, yang notabene tidak punya tradisi membatik. Setidaknya di sebuah kampung di wilayah pesisir barat Jawa itu, batik mulai diproduksi, dikembangkan, dan dipopulerkan sejak 2015 lalu.
Tak kurang 110 motif telah diciptakan. Ada 60 motif batik tulis. Motif-motif yang dipilih pastinya tak lepas dari bermacam potensi yang dimiliki Pandeglang, seperti potensi alam atau juga seni budaya. Ada 2 yang kemudian paling diminati orang, yaitu motif badak bercula satu dan gondang lesung karena keunikan dan kekhasannya.
Sepanjang perjalanannya, batik besutan warga Kampung Cikadu, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, ini pun dipopulerkan sebagai buah tangan yang khas. Lebih dari itu, batik motif badak dan lesung terakhir diangkat pula oleh pemerintah setempat menjadi batik khas Kabupaten Pandeglang.
Di kawasan seluas 1.500 hektare itu, terdapat bermacam fasilitas wisata yang terpadu. Saat ini, setidaknya sudah berdiri fasilitas berupa hotel resort dan villa, restoran, kolam renang terbuka di tepi pantai, pusat kebudayaan Mongolia, serta berbagai macam fasilitas aktivitas water sport. Di situ pula akan dibangun lapangan golf dan lain-lain.
Tanjung Lesung dikelola oleh PT Banten West Java TDC (BWJ), anak perusahaan PT Jababeka Tbk. Sejak ditetapkan sebagai KEK, kepariwisataan Kabupaten Pandeglang mulai tampak geliatnya. Namun, geliat itu tak mungkin beranjak bangun jika tanpa ada kerjasama berbagai pihak. Pemerintah setempat, para pemangku kepentingan kepariwisataan, masyarakat sekitar, dan juga perusahaan pengelola mesti bahu membahu untuk menghidupkan pariwisata Pandeglang.
Semua pihak itu harus menggeliat dan bergerak bersama. Karena itulah, PT BWJ sendiri kemudian turut berupaya mendorong masyarakat, terutama sekitar Tanjung Lesung, untuk menyambut kemungkinan berubahnya perekonomian dari sektor pariwisata. Perusahaan itu lantas membentuk program Community Development sebagai upaya memberdayakan masyarakat.
Konsep yang dikembangkan pun diupaya tetap terintegrasi dengan konsep master plan Tanjung Lesung, yaitu mengembangkan kawasan wisata berbasis masyarakat secara terpadu. Mengembangkan Kampung Wisata Cikadu adalah salah satunya.
"Banten sejatinya memiliki potensi kekayaan pariwisata yang luar biasa dan berkelas dunia. Namun, di sisi lain kita akui bahwa kondisi masyarakat, Pandeglang khususnya, masih tergolong tertinggal dan masih banyak terdapat pengangguran. Tantangan Pandeglang adalah SDM, terutama di bidang pariwisata," jelas W. Widiasmanto, General Manager Tanjung Lesung Beach Hotel & Villa.
Menurutnya, SDM yang ada itu perlu dikelola dengan baik, benar dan profesional. Maka dari itu, program pemberdayaan masyarakat di daerah penyangga KEK dikonsentrasikan pada kegiatan di bidang pendidikan dan pelatihan, kesehatan dan lingkungan hidup, pengembangan seni budaya, serta pengembangan sosial ekonomi.
Di bidang pendidikan, satu sekolah setingkat SMK sudah didirikan. Siswanya antara lain disiapkan pula menjadi tenaga-tenaga pariwisata yang andal. Selain itu, Kampung Cikadu pun menjadi perhatian PT BWJ. Kampung yang terletak sekitar 8 kilometer dari kawasan Tanjung Lesung ini disiapkan menjadi kampung wisata.