Latihan interval intensitas tinggi terdiri dari pengulangan gerakan sepenuh tenaga selama beberapa menit, diselingi beberapa menit latihan yang lebih ringan, bisa berlangsung sesingkat 10-20 detik dan bisa meningkatkan kesehatan dan kebugaran sama baiknya dengan latihan aerobik tingkat menengah tradisional selama satu jam atau lebih.
Masalahnya, 10 atau 20 detik itu sangat intensif, menuntut jauh lebih banyak upaya selama interval-interval singkat dibandingkan latihan jogging yang lebih panjang. Namun begitu, daya tarik dari olahraga ini sangatlah nyata. Mereka bisa disisipkan ke dalam jadwal siapa pun, bahkan mereka yang mengaku terlalu sibuk dengan berolahraga.
Namun, sebagian besar dari kita tidak ingin mendesak diri terlalu keras selama olahraga. Banyak kajian yang menunjukkan bahwa jika orang menganggap suatu latihan terlalu sulit atau tidak menyenangkan, maka mereka tidak akan setia melakukannya.
Tetapi sangat sedikit sains yang menelaah apakah ada cara untuk mengurangi perasaan tidak nyaman yang subjektif pada orang-orang. Mendengarkan musik, misalnya, pada umumnya membuat olahraga terasa lebih mudah.
Periset meneliti pria dan wanita dengan menyuruh mereka mengisi kuesioner mengenai pendapat mereka tentang latihan intensif. Periset juga menanyakan lagu-lagu favorit mereka.
Lalu, periset memperkenalkan mereka pada latihan interval intensitas tinggi yang sangat berat, terdiri dari dua menit pemanasan yang mudah di sepeda statis, dilanjutkan dengan empat menit latihan interval sepenuh tenaga dan seakan meledakkan paru-paru, diiringi dengan empat menit istirahat di antara setiap interval. Hal ini dilakukan dua kali: dengan musik dan tanpa musik.
Ternyata, mendengarkan musik sangat meningkatkan sikap positif relawan terhadap latihan. Musik juga meningkatkan kemungkinan orang berniat untuk melanjutkan latihan interval di masa mendatang.
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa latihan interval berintensitas tinggi tidaklah menakutkan orang seperti yang dikhawatirkan, dan bahwa menambahkan musik rupanya menjadikan latihan itu lebih bisa dinikmati.
Orang Indonesia
Sebuah studi dari Stanford University mengungkapkan fakta bahwa Indonesia mendapat peringkat pertama untuk negara yang penduduknya paling malas jalan kaki! Meski tidak bisa digunakan sebagai tolok ukur, setidaknya hal ini cukup memberi gambaran kalau masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga serta berbagai gerak tubuh lainnya. Malas berolahraga bisa memberi efek buruk.
Musik