Windy menilai, fenomena menulis di era digital menunjukkan bahwa zaman bergulir dan melahirkan tantangannya.
Manusia, dengan teknologi yang ada, menciptakan kemudahan dalam hal ini. Sesungguhnya, platform digital tak berbeda dengan media menulis lain, yang mengizinkan orang mengunggah tulisan sehingga bisa dibaca lebih banyak orang.
"Dulu, kita menulis di lempengan besi-batu, lalu kertas, dan sekarang digital. Saya sih melihatnya begitu saja. Kini, kita bisa dengan mudah menyampaikan pikiran lewat bahasa tulis dan menyebarkannya," tegas Windy.
"Bagi saya, yang perlu dirayakan adalah kesenangan dan gairah menulisnya. Kita ini bangsa yang aneh, ketika generasi muda mendapat kemudahan dan kesenangan dalam menulis dan ramai-ramai menulis, yang diributkan malah cara mereka menerbitkan tulisannya," tandas Windy.
Sementara itu, Jia menilai maraknya platform menulis online ini tidak mengancam eksistensi buku cetak. "E-book saja yang muncul lebih awal dari platform menulis seperti Wattpad belum menggantikan nikmatnya membaca buku konvensional," tukasnya.
Bagi Windy, alasan penulis pemula memilih menggunakan blog adalah karena media tersebut menjadi tempat berlatih menulis yang konsisten, tanpa menunggu harus ada yang ingin menerbitkan tulisan terlebih dulu.
"Mereka bisa berkomunikasi langsung dengan pembaca, membahas apa yang ditulis, juga dapat feedback, berupa tema yang ditulis atau ide baru, bahkan tak jarang soal teknik menulis," jelas Windy. "Tulisan yang buruk masih lebih baik daripada tidak ada yang menulis."
"PR kita sekarang adalah bagaimana agar orang bisa menulis lebih baik. Caranya? Bukalah ruang belajar sebanyak-banyaknya. Rangkul semua generasi. Jangan menempatkan diri sebagai pihak yang paling tahu dan paling benar," tegasnya.
Ia sendiri membuka ruang-ruang belajar lewat IWasHere Networks maupun Writing Table, yang memfasilitasi kelas menulis pop-up dan berbagai pelatihan.
Jia mencatat bahwa keberadaan platform digital seperti Wattpad telah menarik banyak penulis belia yang masih berusia belasan tahun. Sisi positifnya, para penulis ini cukup produktif, meski tentu ada penulis Wattpad yang terbujuk iming-iming dibaca jutaan kali atau menjadi populer.
"Namun, jarang ada orang yang bercita-cita menjadi penulis kalau sebelumnya dia bukan seorang pembaca. Berarti, mereka menjadi penulis karena terinspirasi dari bacaan mereka," tutur Jia.