Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen| Seberapa Berat, Nduk, Hingga Kau Tak Bisa Mentolerirnya Lagi?

6 Februari 2018   11:52 Diperbarui: 6 Februari 2018   12:27 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kaltim.antaranews.com

"Sangat berat pak, karena ini menyangkut keselamatan manusia, paru-paru dunia, dan pohon!"

"Maksudmu apa, Nduk?"

"Mas Toto ikut berinvestasi dalam rencana pembabatan hutan tropis demi mendapatkan uang yang cukup besar, pak," tegasku.

Bapak tak berkata-kata lagi, malah kembali asyik merawat pohon-pohonnya. Ia pasti terkejut mendengar perkataanku tentang mas Toto dan orang-orangnya yang ingin membakar hutan tropis secara paksa, demi segera menanam sawit berhektar-hektar luasnya!

Sebuah tindakan perusakan pohon yang sangat bapak benci, selain tindakan perceraian.

Sebulan kemudian, aku dan bapak menyaksikan berita di televisi tentang asap yang banyak mencemari udara hingga membuat jalanan gelap.

Lalu lintas terhenti karena jalanan tak bisa dilalui akibat gelap terkena asap. Belum lagi berita banyaknya warga yang sesak napas dan asma akibat udara yang tercemar polusi asap hasil pembakaran lahan besar-besaran hingga ke hutan tropis, yang sesungguhnya sangat dilarang pemerintah.

Tampak banyak warga yang harus memakai masker di jalanan. Ditambah lagi, warga mulai mengalami kesulitan air tawar, karena hutan adalah sumber air tawar bagi masyarakat.

"Benar-benar keterlaluan!" keluh bapak sambil mengipas-ngipas tubuhnya, akibat suhu udara yang kian panas.

Kini keteduhan, ketenangan, dan keademan kota tempat aku dilahirkan sudah tidak lagi berfungsi sebagai paru-paru bagi warga setempat. Bahkan... mungkin juga dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun