Hingga pertengahan tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) telah menerima ratusan laporan terkait intimidasi alias bullying. "Total laporan yang kami terima sampai Juni 2017 sebanyak 976 kasus. Sekitar 400 kasus mengenai kekerasan seksual dan sekitar 117 kasus mengenai bullying," kata Nahar, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Sosial.
Dampak dari bullying atau pelecehan tersebut sangat mengerikan dan menyiratkan luka serta trauma bagi korbannya.
Bullying atau pelecehan terjadi di seluruh dunia. Bullying bisa terjadi dimana-mana tempat, baik di sekolah, rumah, tempat-tempat umum, kantor, dan sebagainya. Timbul pertanyaan di hati saya mana yang lebih membuat luka antara pelecehan di kantor (office bullying) dan pelecehan seksual?
Menurut penelitian dari University of Minnesota, efek psikologis yang ditimbulkan oleh pelecehan di kantor (office bullying) lebih menakutkan dibandingkan pelecehan seksual.
Office bullying termasuk:
* komentar memojokkan atau merendahkan
* bentakan - terutama yang dilakukan di depan orang banyak
* tidak menghargai jabatan dan tanggung jawab Anda
* tidak menghargai hasil kerja Anda
Bila Anda mengalami salah satu hal di atas, seorang pakar manajemen menyarankan agar Anda segera mengonfrontir pelecehan pada saat kejadian. Misalnya, ketika seorang rekan mengolok-olok Anda, katakan dengan tegas bahwa Anda tidak menyukai perlakuannya, dan mengharapkan ia menghentikan sikapnya. Katakan bahwa Anda seorang profesional, dan layak diperlakukan secara sopan.
Harap diingat, saat Anda mengatakan hal tersebut, jagalah nada bicara dan emosi Anda, karena sebenarnya sisi emosional itulah yang diincar si peleceh. Karenanya, saat emosi Anda mulai memuncak, sebaiknya Anda menjauh dulu, dan tenangkan diri.